Konten Media Partner

Kisah Agung, Pedagang Cilok Ajak Anaknya Berjualan

22 November 2019 16:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agung saat berjualan dengan anaknya. Sumber foto : @thoryc.id. (Tara Wahyu)
zoom-in-whitePerbesar
Agung saat berjualan dengan anaknya. Sumber foto : @thoryc.id. (Tara Wahyu)
ADVERTISEMENT
SOLO - Menjadi single parent membuat penjual cilok, Agung Riyanto, harus selalu membawa anaknya ikut berdagang. Setelah berpisah dengan istrinya beberapa tahun lalu, Agung mulai membawa sang anak keliling berjualan sejak usia sang anak 3 tahun.
ADVERTISEMENT
Kini anaknya, Arjuna, sudah berumur 5 tahun dan sudah mulai bersekolah. Setiap paginya, ia mengantar anak ke sekolah TK yang berada di Cemani, Sukoharjo. Setelah mengantar anak sekolah, dirinya mulai berjualan ke daerah Sangkrah sendirian.
"Kalau pagi antar anak dulu sekolah, setelah itu baru jualan di daerah Sangkrah dan Cemani," ungkapnya saat ditemui Bengawan News, Kamis (21/11) malam hari.
Menginjak siang hari, Arjuna yang sudah selesai sekolah dijemput sang ayah untuk menemani berjualan. Mereka berdua berjualan keliling mulai dari Cemani tempat sang anak sekolah hingga ke daerah Gentan.
Agrjuna anak Agung saat ikut berjualan. Sumber foto : @thoryc.id. (Tara Wahyu)
Arjuna duduk di belakang ayah, dimana diberi kursi kecil dan diberi payung agar tidak terlalu panas. Hingga sore dirinya di daerah Gentan. Setiap harinya Agung selalu membawa bekal makanan untuk anak makan siang selepas sekolah.
ADVERTISEMENT
"Bawa bekal nasi, anak masih minum susu tapi kalau dijalan minumnya susu kemasan itu," ujarnya.
Lelaki asal Nogosari, Boyolali tersebut, berjualan hingga larut malam dan hal itu membuat Arjuna terbiasa tidur malam. Menurut keterangan Agung, anak laki-lakinya terbiasa tidur sepulang berjualan sekitar pukul 22.00-23.00 malam.
Agung sendiri mempunyai dua anak dari pernikahannya, namun anak pertamanya harus ikut dengan mantan isterinya dan anak kedua ikut dengan dirinya. Saat malam, Arjuna yang masih kanak-kanak selalu bermain diatas tikar yang digelar oleh ayah saat masih jualan.
"Kalau malam kebiasaannya seperti itu, main-main dibelakang," ungkapnya.
(Tara Wahyu)