news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Cristiana dan Robert, Pendiri Panti Rehabilitasi Mental

Konten Media Partner
19 November 2020 18:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan guru asal Solo bernama Cristiana dan suaminya Robert Nedeak, seorang pendeta, berhasil mendirikan panti rehabilitasi mental yang bernama Panti Jati Adulam Ministry
zoom-in-whitePerbesar
Mantan guru asal Solo bernama Cristiana dan suaminya Robert Nedeak, seorang pendeta, berhasil mendirikan panti rehabilitasi mental yang bernama Panti Jati Adulam Ministry
ADVERTISEMENT
SOLO - Seorang mantan guru asal Solo bernama Cristiana Ernawati dengan suaminya Robert Nedeak, seorang pendeta, berhasil mendirikan sebuah panti rehabilitasi mental yang dinamakan Panti Jati Adulam Ministry yang didirikan sejak tahun 2007.
ADVERTISEMENT
Panti rehabilitasi mental ini berlokasi di Jalan Kusumodilagan No. 179 RT 03/RW 11 Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Hingga saat ini, panti tersebut telah menampung 67 penyandang gangguan mental/jiwa. Terdiri dari 32 perempuan dan 35 laki-laki.
Ditemui Kamis (19/11), Cristiana menceritakan bahwa awal mula niatnya untuk membuka panti rehabilitasi mental tersebut berasal dari sang suami, Robert Nedeak yang mempunyai keinginan untuk mengurus banyak orang yang terlantar di jalanan.
Panti Jati Adulam Ministry yang didirikan pada tahun 2007 ini berlokasi di Jalan Kusumodilagan No. 179 RT 03/RW 11 Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta
Di mana sebagian besar dari orang tersebut adalah orang yang mengalami gangguan mental. Namun niatnya tersebut ditentang oleh dirinya yang masih bekerja sebagai seorang guru.
"Bapak kan sebagai pendeta, setiap habis pelayanan Gereja, Bapak itu enggak suka cita, maunya ngurusin orang-orang seperti ini. Tetapi saya yang malah tidak mau, lalu pada 20 Agustus 2007 akhirnya terbebanlah kepada kami. Yowes-lah apa pun yang terjadi ayo kami siap," ungkap Christiana.
ADVERTISEMENT
Sebuah panti rehabilitasi mental yang berada di belakang Brimob Telukan menjadi panti pertama yang didirikan Cristiana dan Robert, sebelum akhirnya berpindah di daerah Kusumodilagan.
Panti Jati Adulam Ministry telah menampung 67 penyandang gangguan mental/jiwa. Terdiri dari 32 perempuan dan 35 laki-laki
"Kami awalnya itu mulai dengan 10 laki laki, yang semua itu kami ambil dari wilayah Wonogiri. Kemudian 2 orang lagi diambil oleh suami saya karena merasa kasihan melihat keadaannya yang dipasung," jelas Christiana.
Kemudian menurut Christiana, baru pada tahun 2009, panti yang didirikan dengan suaminya tersebut mendapatkan donatur dari orang yang tidak sengaja bertemu di salah satu universitas yang ada di Yogyakarta. Dari situlah, panti yang didirikannya mulai banyak mendapatkan donatur.
"Kami itu tidak melihat agama, status jenis kelamin, kalau itu butuh pertolongan ya kita tolong," imbuhnya.
Menurut Christiana, baru pada tahun 2009, panti yang didirikan dengan suaminya tersebut mendapatkan donatur dari orang yang tidak sengaja bertemu di salah satu universitas yang ada di Yogyakarta. Dari situlah, panti yang didirikannya mulai banyak mendapatkan donatur
Namun di dalam perjalanan mengurus orang-orang penyandang gangguan mental tersebut, tidak sedikit Christiana mendapatkan sebuah kendala. Seperti halnya yang dialami pada tahun 2015 silam yang sempat mengalami pengusiran dari warga setempat.
ADVERTISEMENT
"Waktu itu kan tahun 2015, kami ngurusi orang banyak, tiba-tiba diusir. Itu harus keluar dalam waktu 24 jam. Posisi kami di rumah ngurusin orang banyak kan, tenaga juga terbatas. Tapi saat itu diputuskan untuk kami harus keluar, itu yang menjadi kendala," tutur Christiana.
Tetapi kendala kendala itu tidak membuat Christiana menyerah, dirinya berusaha meyakinkan suaminya untuk tetap berjuang mengurus orang-orang gangguan mental tersebut hingga sekarang.
"Saat ini yang kami masih butuh kursi roda. Karena orang-orang jompo kan banyak. Lalu matras anti bocor, karena kalau mereka buang air kecil bisa langsung dilap. Selain itu ada beberapa kamar yang butuh dikeramik," tutup Christiana. (Fernando Fitusia)