Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Kisah Petani Tembakau di Temanggung Naik Haji Usai 8 Tahun Menanti
11 Juli 2019 6:46 WIB
ADVERTISEMENT
BOYOLALI - Ribuan calon jemaah haji asal Temanggung, Jawa Tengah, masuk di Asrama Haji Donohudan Boyolali pada Rabu (10/7/2019). Rombongan yang mayoritas petani ini menggunakan biaya hasil panen tembakau besar tahun 2011 untuk menjalankan ibadah haji. Hal ini dikatakan salah satu petani bernama Zaidhun (50), warga Desa Mbulu, Kabupaten Temanggung.
ADVERTISEMENT
"Ribuan warga Temanggung yang ikut naik haji kebanyakan mereka mendaftar tahun 2011 lalu, ketika panen besar tembakau," jelas Zaidhun.
Zaidhun sedikit bercerita soal panen besar sekitar 8 tahun silam. Saat itu, para petani mendapat keuntungan yang sangat besar. Rata-rata keuntungan yang didapat mencapai Rp 100 jutaan per hektarenya. Entah apa yang membuat mereka tergerak, kelebihan hasil dari para petani digunakan untuk biaya naik haji.
"Spontan, saya dan istri langsung daftar haji. Ketika daftar, warga lain dari satu kampung juga daftar. Doa saya yang terbaik untuk petani. Dulu pak bupati berdoa ketika haji supaya panen besar dan petani sejahtera," ujar Zaidhun.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Mbulu ini mengatakan Temanggung menjadi kloter terbesar di Jawa Tengah. Tak lupa, Zaidhun juga ingin berdoa untuk keluarganya agar selalu diberi kesehatan dan kemudahan, serta untuk para petani tembakau agar bisa panen besar lagi.
ADVERTISEMENT
"Tradisi unik ketika pamit haji di rumah saya hampir ada sekitar 7.000 warga bersalaman dan mendoakan supaya mabrur hajinya. Warga lainnya juga begitu," cerita Zaidhun.
Panen Tembakau
Hal sama dikatakan sejumlah ibu-ibu calon jemaah haji asal Perkab, Teledong, Temanggung. Seperti dua bersaudara Warsini (65) dan Sriwandi (52). Mereka tidak membayangkan sebelumnya bahwa impian menjalankan ibadah haji bisa terlaksana.
Pasalnya, keadaan para petani tembakau sebelum tahun 2011 cukup memprihatinkan. Dalam 1-2 hektare hanya dapat hasil panen Rp 10-20 juta, yang mana uang tersebut habis hanya untuk menanam bibit baru. Doa mereka terkabul pada tahun 2011 dengan panen raya yang membuat para petani untung besar. (Agung Santoso)
Live Update