Komersialisasi Teknologi Baterai Lithium UNS Masih Menjadi Tantangan

Konten Media Partner
21 Juli 2020 22:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komersialisasi inovasi baterai lithium tersebut menjadi pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar UNS, Prof. Wahyudi akan dikukuhkan sebagai guru besar secara daring Rabu (15/7/2020) beberapa waktu lalu
zoom-in-whitePerbesar
Komersialisasi inovasi baterai lithium tersebut menjadi pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar UNS, Prof. Wahyudi akan dikukuhkan sebagai guru besar secara daring Rabu (15/7/2020) beberapa waktu lalu
ADVERTISEMENT
SOLO - Menjadi tantangan tersendiri persoalan produk, proses, inovasi, dan bisnis. Kesiapan dibutuhkan sehingga tidak mengakibatkan tingkat kesiapan teknologi dari inovasi yang dikembangkan gagal, sehingga bisa memenuhi kriteria pasar. Masalah tersebut juga menjadi tantangan komersialisasi teknologi baterai lithium yang diproduksi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Hal tersebut dikatakan Guru Besar Fakultas Teknik UNS, Prof. Wahyudi Sutopo.
ADVERTISEMENT
"Tantangan ini memotivasi saya, sejak tahun 2012, saya ikut terlibat dalam penelitian dan pengembangan baterai lithium dengan menekuni bidang kajian rekayasa rantai pasokan pada proses komersialisasi teknologi,” jelas Wahyudi.
Selanjutnya, menurut Guru Besar ke-223 UNS dan ke-14 FT UNS tersebut berbagai luaran inovasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan dari perguruan tinggi harus secara maksimal. Bahkan dapat dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan ekonomi melalui komersialisasi. 
"Baterai lithium ini akan sampai ke konsumen jika pada tahap akhir. Jika hanya dilakukan inkubasi baterai sendiri maka akan sulit melakukan komersialisasi," jelasnya lagi.
Lebih lanjut, ada lima opsi intervensi untuk menaikkan tingkat kesiapan teknologi lebih cepat dan luaran riset yang telah dihasilkan bersama Grup Riset Rekayasa Industri dan Tekno Ekonomi UNS  dan  Pusat Unggulan Iptek (PUI) Baterai Lithium UNS, yakni pengembangan dan standardisasi teknologi, siklus inkubasi, rekayasa, pengadaan, dan konstruksi fasilitas produksi, sumber, pemilihan bahan, serta distribusi dan pemasaran.
ADVERTISEMENT
Kelima ini dibingkai dalam kerangka strategi untuk memecahkan  tantangan komersialisasi teknologi baterai lithium. Sedangkan tantangan yang dihadapi dalam komersialisasi baterai lithium yakni tantangan produk, inovasi, tantangan proses serta tantangan bisnis.
"UNS akan mendapatkan akselerasi komersialisasi teknologi luaran penelitiannya, melalui licensing, joint venture, dan startup, serta  layanan teknologi dan penguatan sumber daya manusia," paparnya.
UNS  telah berhasil membangun unit produksi skala pilot plant untuk sel baterai lithium di tahun 2015 dan material aktif katoda di tahun 2019. Entitas ini telah digunakan untuk validasi berbagai  model, metode, rancangan jaringan rantai pasokan dan secara berkelanjutan untuk evaluasi kualitas produksi serta layanan distribusi.
"Pada awal tahun 2020 telah dibentuk Startup Batex Energi Mandiri hasil co-inkubasi UNS dengan PT Pertamina (Persero). Startup tersebut telah digunakan untuk validasi opsi intervensi akselerasi komersialisasi," katanya.
ADVERTISEMENT
Komersialisasi inovasi baterai lithium tersebut juga menjadi pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar UNS, Prof. Wahyudi akan dikukuhkan sebagai guru besar secara daring Rabu (15/7) beberapa waktu lalu dengan pidato pengukuhan berjudul 'Tantangan dan Solusi Komersialisasi Inovasi Baterai Lithium'. (Agung Santoso)