Mahasiswa FMIPA UNS Kembangkan Tanaman Anggrek Melalui Biji Sintetik

Konten Media Partner
2 September 2021 19:47 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim PKM RE Fakultas MIPA UNS melakukan penelitian di laboratorium
zoom-in-whitePerbesar
Tim PKM RE Fakultas MIPA UNS melakukan penelitian di laboratorium
ADVERTISEMENT
SOLO-Mayarakat sudah tidak asing lagi dengan tanaman anggrek. Tanaman ini banyak digemari lantaran memiliki bunga yang khas dan indah.
ADVERTISEMENT
Banyaknya penggemar membuat tanaman ini layak untuk dikembangkan secara kontinyu. Secara alami, perbanyakan anggrek skala massal dapat dilakukan melalui biji.
"Persoalannya, biji anggrek memiliki kekurangan yang membuat sulit untuk dikecambahkan," kata salah satu mahasiswa yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Eksakta Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret (UNS), Ida Afriani, Kamis (02/09/2021).
Biji anggrek menurutnya sulit dikecambahkan karena tidak memiliki endospermae atau cadangan makanan.
Sebenarnya, kendala tersebut bisa diatasi dengan teknik Kultur In Vitro. Hanya saja, teknik itu juga memiliki kekurangan kekurangan karena tidak ekonomis dari sisi pengiriman jika dijual serta keadaan anatomi dan fisiologis tanaman tidak siap untuk langsung ditanam di lahan.
Biji sintetik tanaman anggrek
"Kondisi ini menyulitkan bagi konsumen akhir yang harus memiliki keahlian dalam menanganinya baik saat kultur maupun pascakultur," kata Ida.
ADVERTISEMENT
Kondisi itu membuat Ida bersama beberapa kawannya melakukan riset Biji Sintetik Lapis Ganda sebagai Alternatif Kultur In Vitro pada Perbanyakan Anggrek.
Melalui riset itu, mereka mengembangkan inovasi perbanyakan anggrek yang lebih efektif baik dari segi biaya, pembuatan, dan manfaat. Teknik tersebut dikenal dengan teknik enkapsulasi.
Teknik enkapsulasi juga dikenal sebagai biji sintetik. Menurut Ida, biji sintetik adalah embrio somatik yang diberi lapisan pelindung dan memiliki struktur dan sifat seperti embrio zigotik.
Biji sintetik menggunakan matrik biodegradable yang efektif untuk melindungi eksplan dari kerusakan. Material matriks yang digunakan biasanya adalah natrium alginat hidrogel karena strukturnya yang dapat menggumpal jika dicelupkan ke dalam kalsium klorida.
Tim PKM RE Fakultas MIPA UNS melakukan penelitian di laboratorium
"Salah satu keuntungan teknik biji sintetik adalah teknik ini sangat cocok untuk tanaman yang tidak mampu menghasilkan biji atau memiliki biji tetapi tidak memiliki cukup cadangan makanan seperti anggrek," kata Ida.
ADVERTISEMENT
Keuntungan lainnya dari biji sintetik yaitu dapat dimanfaatkan untuk penyimpanan benih atau bibit dalam waktu lama, sehingga memudahkan proses distribusi dan dapat dikecambahkan sesuai keinginan.
Selain itu, biji sintetik juga dapat diproduksi dalam skala besar atau industri. Mereka berharap program ini adalah bisa menjadi riset andalan yang kompetitif untuk peraihan PKM dan Pimnas 2021.
Penelitian itu dilakukan oleh tim mahasiswa yaitu Ida Afriani (Biologi 2018), Faiza Aulia Rochma (Biologi 2018), Rizka Hafsah Nur Afifah (Biologi 2018), dan Alfia Laisa Zaki Affrisa (Biologi 2019) dan dibimbing oleh dosen Biologi FMIPA UNS, Ari Pitoyo, S.Si., M.Sc.
(*)