Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Mahasiswa KKN UNS Olah Limbah Industri Tahu Menjadi Nata de Soya
5 September 2021 21:36 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
KLATEN-Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten merupakan sentra pembuatan tahu dari kedelai. Sebagian warganya mengandalkan perekonomiannya melalui industri itu.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, masalah limbah cair dan padat menjadi salah satu persoalan lingkungan di desa itu. Hal tersebut ditandai dengan adanya bau tidak sedap di sekitar lokasi industri tahu.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Sebelas Maret (UNS ) Kelompok 204 mengajak warga untuk mengolah limbah dari industri tahu kepada warga sehingga bisa lebih bermanfaat.
Limbah hasil dari industri tahu itu diolah menjadi bahan makanan berupa nata de soya dan pupuk organik berupa kascing.
Sosialisasi dan pelatihan pengolahan limbah itu dilakukan kepada para ibu-ibu PKK di desa tersebut. Kegiatan itu dilakukan di tengah serangkaian kegiatan KKN yang berlangsung selama Agustus.
"Proses pembuatan nata de soya dari air limbah tahu ini cukup mudah," kata koordinator kelompok 204, Frischa, Minggu (05/09/2021).
ADVERTISEMENT
Pembuatannya dilakukan dengan cara merebus air limbah tahu kemudian menambahkan gula pasir, ZA, dan beberapa tetes asam cuka, kemudian diaduk sampai mendidih.
Setelah mendidih, cairan itu kemudian mendiamkan hingga dingin dan dituang ke nampan, ditambahkan bakteri Acetobacter xylinum, baru kemudian ditutup rapat.
"Kemudian disimpan selama 2 pekan," kata Frischa menjelaskan.
Di akhir kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat itu, seluruh peserta mendapatkan satu paket alat, bahan, dan modul petunjuk pembuatan Nata de soya untuk dipraktekkan di rumah.
Produk lain yang dihasilkan oleh mahasiswa KKN UNS adalah pupuk kascing dari ampas tahu. Pupuk kascing adalah pupuk organik padat alami yang difermentasi langsung oleh cacing tanah.
“Selama ini, ampas tahu belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, kami berinisiatif mengolahnya menjadi pupuk kascing dengan cara mencampurkan ampas tahu dengan kotoran sapi dan memasukkan cacing tanah ke dalamnya, kemudian semprotkan air secukupnya,"terang Kinan, salah satu mahasiswa KKN UNS Kelompok 204.
ADVERTISEMENT
Setelah didiamkan selama 2 minggu, pupuk kascing dari ampas tahu sudah siap digunakan untuk bercocok tanam.
Para mahasiswa itu berharap sosialisasi pengolahan limbah industri tahu ini bisa membuat warga mengetahui cara pengolahan limbah industri tahu agar menjadi lebih bermanfaat, tidak mencemari lingkungan dan bernilai ekonomis.
(*)