Manfaatkan Limbah Sarung Jadi Celana, Pengusaha Ini Sukses Jualan Celana Kain

Konten Media Partner
16 Desember 2022 10:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses produksi celana kain milik Rifaul Zamzami di Comal, Pemalang. FOTO: Gery
zoom-in-whitePerbesar
Proses produksi celana kain milik Rifaul Zamzami di Comal, Pemalang. FOTO: Gery
ADVERTISEMENT
SOLO - Bermula dari usaha konfeksi biasa, Rifaul Zamzami, warga Desa Sidorejo, RT 02 RW 01 Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, memulai usahanya memproduksi celana kain. Dengan memanfaatkan limbah kain sarung, pengusaha muda tersebut mampu memproduksi berbagai celana santai untuk anak, remaja, dewasa, hingga jumbo yang dijual dengan harga murah. Rifaul memulai usahanya sejak tahun 2000 silam.
ADVERTISEMENT
“Bahan bakunya saya ambil dari pabrik Gajah Duduk di Pekalongan. Awalnya kami tidak produksi hanya konfeksi biasa. Lalu ada informasi limbah sarung yang tidak terpakai, saya datangi. Setelah melihat akhirnya kami manfaatkan sebagai celana anak dengan harga murah. Meski dari pabriknya membuang tapi kami tetap membayar,” kata Rifaul, Jumat (16/12/2022).
Proses pengemasan celana kain yang akan dikirim ke konsumen. FOTO: Gery
Dirinya mengolah kain limbah tekstil sarung menjadi sebuah celana anak-anak, tanggung, dewasa, hingga jumbo dengan harga yang murah.
Mulanya Rifaul memulai musaha konfeksinya bersama keluarga hingga akhirnya mampu memiliki karyawan.
“Iya bersama-sama mengerjakannya, sepulang sekolah, sepulang kerja. Lalu usaha saya ini ramai hingga akhirnya bisa memiliki 50 karyawan,” jelasnya.
Produk celana kain milik Rifaul Zamzami. FOTO: Gery
Pada saat ramai, pengusaha 37 tahun tersebut mengaku apabila produknya sampai menembus ke luar Jawa, mulai dari Pekanbaru, Pontianak, hingga Papua.
ADVERTISEMENT
Diakui Rifaul apabila produk celana kain yang diproduksinya memang menyasar pangsa pasar menengah ke bawah tak heran apabila banyak peminatnya.
"Harga jual kami mulai dari Rp 4.000-15.000. Promosinya banyaknya di Facebook. Sama ikut grup-grup whatsapp, di-share gitu," terangnya.
Produk celana kain milik Rifaul Zamzami. FOTO: Gery
Namun usahanya langsung redup begitu pandemi Covid-19 melanda. Produksinya menurun drastis.
"Omzet anjlok 50 persen. Dari hari raya sampai saat ini sepi. Pandemi sangat berpengaruh. Padahal tadinya ada yang mengambil 120 kodi, sekarang hanya 10 kodi paling banyak 40 kodi," keluhnya.
Meski sepi, Rifaul masih tetap berusaha menggenjot penjualan dengan menawarkan produk melalui media online.
"Sebelum pandemi itu shopee saya sudah star seller, hampir 3 tahunan. Kemudian pandemi star seller-nya hilang. Sekarang belum bisa kembali, naiknya susah. Saingannya sekarang juga banyak 1 desa, dulu 1 desa yang bikin cuma 2,” terangnya.
ADVERTISEMENT
(Fernando Fitusia)