Menilik Sejarah Makanan Tradisional Klepon, Kuliner Orang Jawa Zaman Dahulu

Konten Media Partner
23 Juli 2020 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makanan Tradisional Klepon
zoom-in-whitePerbesar
Makanan Tradisional Klepon
ADVERTISEMENT
SOLO - Belakangan ini, makanan tradisional klepon ramai jadi perbincangan di media sosial dan juga di masyarakat. Ada yang menyebutkan bahwa makanan tradisional klepon tidak Islami. 
ADVERTISEMENT
Namun jika dilihat dari segi sejarahnya, menurut sejarawan dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Heri Priyatmoko. Dirinya menerangkan bahwa klepon sudah disebutkan dalam catatan-catatan serat centhini. Artinya klepon sudah dikenal masyarakat sebelum era serat centhini dibuat yaitu sekitar tahun 1814-1823.
Makanan tradisional klepon ramai jadi perbincangan di media sosial dan juga di masyarakat. Ada yang menyebutkan bahwa makanan tradisional klepon tidak Islami
"Di serat centhini itu sudah disebutkan klepon, sehingga itu dapat sebagai bukti catatan sejarah. Namun, sebelum itu saya meyakini bahwa klepon sudah ada karena klepon sudah menyatu dalam tradisi kuliner orang Jawa," papar Heri. 
Heri menambahkan bahwa klepon bisa dikatakan sebagai cemilan bagi orang Jawa karena posisinya sebagai makanan ringan yang biasanya dihadirkan sebagai teman minum teh.  Dalam konsep Jawa, biasa dibilang dengan 'adu wedang' atau kawan untuk minuman hangat. 
Klepon sudah disebutkan dalam catatan-catatan serat centhini. Artinya klepon sudah dikenal masyarakat sebelum era serat centhini dibuat yaitu sekitar tahun 1814-1823
Namun karena dalam tradisi dapur orang Jawa terbiasa membuatnya, klepon menjadi makanan ringan yang biasa dijual di pasar-pasar tradisional sehingga banyak orang yang berasal dari perantauan dapat membawanya. 
ADVERTISEMENT
Hebatnya menurut Heri, klepon mampu menembus sekat-sekat sosial, budaya, maupun agama. Hal tersebut terbukti klepon dapat menyentuh lidah berbagai macam kelas, tanpa gengsi sosial yang membuatnya menjadi konsumsi semua kalangan. 
"Jadi, klepon ini boleh dikatakan melibas sekat sosial, agama, entah itu kaya maupun miskin, entah itu perempuan maupun laki-laki, entah itu kakek, nenek, bocah, semua bisa makan klepon itu," pungkasnya. (Fernando Fitusia)
Dalam tradisi dapur orang Jawa terbiasa membuatnya, klepon menjadi makanan ringan yang biasa dijual di pasar-pasar tradisional
-------------------
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)