Merasa Janggal, Orang Tua Pembuat Order Fiktif Beri Penjelasan

Konten Media Partner
26 Maret 2019 20:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto keluarga dari FAF, pembuat order fiktif terhadap pengemudi ojek online, saat ditemui tim Bengawan News pada Selasa (26/3/2019). (Tara Wahyu N.V.)
zoom-in-whitePerbesar
Foto keluarga dari FAF, pembuat order fiktif terhadap pengemudi ojek online, saat ditemui tim Bengawan News pada Selasa (26/3/2019). (Tara Wahyu N.V.)
ADVERTISEMENT
SUKOHARJO –Kejadian tentang adanya order fiktif terhadap pengemudi ojek online pada Senin (25/3/2019) yang dilakukan oleh anak berusia 14 tahun berinisial FAF cukup menghebohkan. Sampai siang tadi, terpantau kediaman FAF didatangi banyak pengemudi ojek online yang merasa tertipu. FAF sudah menyatakan bahwa dirinya bersalah dan meminta maaf.
ADVERTISEMENT
Ibu dari FAF, Muslihatun, merasa kaget dengan berita tersebut. Menurutnya, sang anak adalah sosok yang pendiam dan jarang keluar rumah. Saat ditemui tim Bengawan News di kediamannya di daerah Cemani, Sukoharjo, pada Selasa (26/3/2019), orang tuanya tak percaya jika sang anak melakukan hal tersebut. Saat ini, FAF kembali ke pondok pesantren tempatnya bersekolah, di daerah Makamhaji, Kabupaten Sukoharjo
Muslihatun merasa ada sesuatu yang janggal dari kejadian ini. Menurut cerita sang ibu, sebelumnya ada beberapa orderan yang mengatasnamakan nomor handphone anaknya tersebut.
“Hari minggu hingga senin kemarin anak saya pulang kerumah. Pada hari minggu, anak saya jalan dari pondok ke rumah. Dia cerita kalau ada 29 pesanan makanan siap saji yang diantar ke pondoknya. Namun, saat ditanya oleh temannya, dia mengaku bukan dia yang pesan. Hari Senin (25/3) sore juga ada yang datang ke rumah, katanya pesan kue mariam. Ya saya jelaskan ke driver ojek online bahwa tidak ada yang pesan. Tapi tetap saya bayar.” cerita Muslihatun.
Orang tua FAF anggap kasus order fiktif sudah damai dan selesai. (Tara Wahyu N.V.)
Tak hanya itu, Muslihatun juga mengatakan kalau 185 kali orderan yang diberitakan bukan dilakukan oleh anaknya. Sebab, selama berada di pondok, handphone anaknya sering dibawa oleh Muslihatun dan di sembuyikan di kardus sepatu.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, pihak keluarga tidak akan melakukan tindakan apapun dan menganggap kasusnya sudah selesai setelah berdamai dengan ojek online. Muslihatun menyampaikan bahwa kondisi anaknya sedikit kaget dan merasa takut.
“Mentalnya masih baik, tapi kadang takut jika keluar rumah karena banyak ancaman dari orang-orang dan juga netizen.” ujarnya. (Tara Wahyu N.V.)