Konten Media Partner

Mimpi Gibran Bangun 'IKEA' di Solo Terganjal Restu Pedagang Pasar Mebel

9 Februari 2022 17:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang Pasar Mebel, Solo menaikkan furnitur ke atas pick up di pasar tersebut, Rabu (09/02/2022). FOTO: Tara Wahyu
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang Pasar Mebel, Solo menaikkan furnitur ke atas pick up di pasar tersebut, Rabu (09/02/2022). FOTO: Tara Wahyu
ADVERTISEMENT
SOLO - Impian Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, untuk menjadikan Pasar Mebel, Solo sebagai sentra Industri Kecil Menengah (IKM) terganjal restu dari pedagang.
ADVERTISEMENT
Pedagang menilai, pembangunan sentra IKM tersebut berbeda dengan rencana revitalisasi Pasar Mebel pada era Wali Kota FX Hadi Rudyatmo.
Saat FX Hadi Rudyatmo masih menjabat Wali Kota, revitalisasi itu rencananya diwujudkan dengan membangun ulang Pasar Mebel.
Belakangan justru mengemuka ide pembangunan sentra IKM, yang pernah disebut Gibran mirip dengan usaha ritel perabot rumah tangga IKEA.
Dalam desain sentra IKM tersebut, hanya 20 pedagang lama yang akan menempati bangunan Pasar Mebel yang baru. Adapun 80 pedagang lainnya, akan dipindah ke kawasan eks Bong Mojo, Jebres, Solo.
"Kami jualan di Pasar Mebel sudah sekitar 50 tahun. Dulunya kami jualan di daerah Kepatihan dan Pasar Mebel ini masih berupa kuburan. Orang tua kamilah yang babat alas membersihkan kuburan untuk membangun kampung sambil berjualan mebel, sebelum akhirnya berubah menjadi pasar ini," tutur Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Mebel, Sutarmi alias Nyemuk, Rabu (09/02/2022).
ADVERTISEMENT
Lika-liku perjalanan usaha para pedagang itulah, yang dianggap Nyemuk sebagai pengalaman bersejarah.
Aspek historis tersebut juga menjadi alasan mengapa pedagang masih menolak rencana pembangunan sentra IKM di Pasar Mebel.
Pedagang menata mebel di Pasar Mebel, Solo. FOTO: Tara Wahyu
“Pedagang memang pernah diajak audiensi, untuk membahas pembangunan Pasar Mebel. Tapi tidak pernah diberi tahu soal pembangunan sentra IKM.”
Karena itu, Nyemuk menganggap wajar jika pedagang menyoal rencana pembangunan sentra IKM yang dilontarkan Gibran tersebut.
Nyemuk mengaku, ingin bertemu dengan Gibran Rakabuming untuk menyampaikan keluh kesah mereka secara langsung.
"Pesan saya ke Mas Wali (Gibran), pedagang pengen ketemu. Tolong dengarkan curhatan kami," katanya.
Bagi pedagang, lanjut Nyemuk, pertemuan dengan Gibran tersebut penting. Sebab selama ini penyampaian aspirasi melalui berbagai cara lain tak kunjung membuahkan hasil positif.
ADVERTISEMENT
Mulai pengiriman surat penolakan kepada Dinas Perdagangan Kota Solo dan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Kota Solo, hingga audiensi bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solo dan Wakil Wali Kota (Wawali) Solo, Teguh Prakosa.
“Kalau (mengadu) sama dinas sudah berulang kali. Tapi urusan rakyat, seharusnya disampaikan langsung kepada kepala daerah. Pokoknya harus sama Mas Wali,” tandasnya.
Nyemuk yakin, Gibran bisa menerima aspirasi pedagang jika pendapat itu disampaikan dengan sopan.
"Kalau akhirnya pedagang benar-benar dipindah, ya nggak apa-apa. Tapi minimal kami bisa bertemu dulu (dengan Gibran)," kata dia.
Sementara itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka belum bisa menjanjikan waktu pertemuan dengan pedagang.
"Ya mangga (silakan) kalau mau ketemu. Tapi nanti tak sowani (saya datangi)," kata Gibran.
ADVERTISEMENT
Ia juga menjelaskan, desain sentra IKM yang disusun Pemkot Solo memang menjadikan Pasar Mebel sebagai tempat produksi sekaligus showroom furnitur.
“Gambarannya jadi seperti IKEA. Udah itu aja," tuturnya.
(Tara Wahyu)