news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mitos Bubur Samin Masjid Darussalam Solo yang Diburu Warga sebagai Takjil

Konten Media Partner
4 April 2022 11:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panitia menyiapkan bubur samin di Masjid Darussalam, Jayengan, Solo. FOTO: Fernando Fitusia
zoom-in-whitePerbesar
Panitia menyiapkan bubur samin di Masjid Darussalam, Jayengan, Solo. FOTO: Fernando Fitusia
ADVERTISEMENT
SOLO - Bubur samin khas Banjar, Kalimantan menjadi salah satu menu takjil favorit warga Solo.
ADVERTISEMENT
Bubur samin ini biasanya dibagikan gratis oleh takmir Masjid Darussalam, Jayengan, Solo kepada masyarakat menjelang berbuka puasa.
Pembagian bubur ini sudah berlangsung sejak 1985. Usai vakum selama 2 tahun karena pandemi COVID-19, tradisi pembagian bubur samin ini kembali dilanjutkan pada Minggu (03/04/2022).
Bukan sekadar bubur biasa, bubur samin diyakini memiliki khasiat tertentu. Subadi, salah satu marbot atau takmir masjid Darussalam mengutarakan hal tersebut.
“Pembuatan bubur samin ini sudah turun-temurun dari nenek moyang. Saya penerus generasi ke-4,” ungkap Subadi.
Beda dengan bubur biasa, bubur samin dibuat menggunakan bahan baku beras dan ditambah bumbu-bumbu seperti kapulaga, jinten, cengkeh, jahe, sayur serta potongan daging. Tidak ketinggalan minyak samin yang menjadikan bubur beraroma sedap dan berciri khas Banjar.
ADVERTISEMENT
“Ada khasiat khusus. Ini cerita tapi nyata. Ada yang sakit, minta bubur sini waktu itu, puasa, lalu sembuh,” terang Subadi.
Proses memasak bubur samin khas Banjar. FOTO: Fernando Fitusia
Selain itu Subadi juga menceritakan tentang seorang ibu yang tengah hamil dan ngidam bubur samin. Setelah dibawakan bubur samin, perut ibu tersebut langsung terasa enak dan tidak mual.
“Ibu hamil itu orang Jakarta. Naik pesawat sampai di sini minta bubur. Katanya lihat dari televisi, terus dibawa pulang. Alhamdulillah katanya enak, perutnya enak, nggak mual-mual. Ya Allahuallam, itu cuma mitos, tapi kenyataannya ada,” papar Subadi.
Subadi menjelaskan, biasanya Masjid Darussalam selalu melantunkan selawat.
“Orang sini kan pakai selawat, amalan-amalan masjid. Selawat nariyah, selawat gurda, itu tiap hari ada. Dulu kan yang buat imamnya yang bikin bumbunya, sekarang sudah turun-temurun saya yang disuruh,” kata Subadi.
ADVERTISEMENT
(Fernando Fitusia)