Mobil Listrik Produksi UMS Solo Berkompetisi di Sirkuit Mandalika

Konten Media Partner
30 September 2022 17:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil listrik Ababil Evo III produksi UMS Solo. FOTO: Fernando Fitusia
zoom-in-whitePerbesar
Mobil listrik Ababil Evo III produksi UMS Solo. FOTO: Fernando Fitusia
ADVERTISEMENT
SOLO - Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sofyan Anif, melepas mobil listrik karya tim Tim Electric Car Research Center (ECRC) bernama Ababil Evo III untuk mengikuti kompetisi internasional mobil hemat energi Shell Eco Marathon 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok mulai 11-15 Oktober 2022.
ADVERTISEMENT
Ababil Evo III merupakan mobil listrik yang memiliki rancangan battery Li-ion berkapasitas 840 Wh dan rasio konsumsi sebesar 265.2 km per 1 kwh, serta menggunakan motor penggerak Brushless DC 350W 48V.
“Kita bersyukur ada 1 lagi prestasi yang dicapai adik-adik mahasiswa di Fakultas Teknik Mesin, Teknik Industri dan Teknik Elektro. Jadi ada 3 gabungan prodi yang sudah berhasil merancang sebuah mobil listrik. Ini merupakan generasi ke 3, karena terus mengalami perbaikan-perbaikan,” ujar Sofyan Anif dalam sambutannya.
Sofyan Anif menambahkan, mobil listrik Ababil Evo II sudah memenangi kompetisi di Jepang. Ia berharap, mobil generasi ketiga itu mampu mengulang prestasi generasi sebelumnya.
Dosen pembimbing teknik, Muh Alfatih Hendrawan, mengatakan jika para tim ECRC berangkat tanggal 10 Oktober 2022.
Rektor UMS Solo, Sofyan Anif, menaiki mobil listrik produksi universitas tersebut. FOTO: Fernando Fitusia
“Kalau pertandingannya tanggal 11-15 Oktober 2022. Persiapan untuk desain mobil tidak bisa dibilang 100%, karena material yang 5%, yang teruji, dikirimkan ke Lombok,” ungkap Alfatih.
ADVERTISEMENT
Ia berharap, mobil listrik karya tim ECRC UMS bisa bersaing dengan peserta lain.
“Harapannya nanti bisa kompetitif. Tim yang perlu diwaspadai adalah India, Malaysia dan Singapura. Tapi kami tetap optimis, karena sudah revisi untuk kesekian kalinya,” tandas Alfatih.
(Fernando Fitusia)