Konten Media Partner

Museum Keraton Solo Kembali Dibuka, Pengunjung Terapkan Protokol Kesehatan

8 November 2020 17:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Museum Keraton Surakarta kembali dibuka ketika libur, Minggu (08/11)
zoom-in-whitePerbesar
Museum Keraton Surakarta kembali dibuka ketika libur, Minggu (08/11)
ADVERTISEMENT
SOLO - Sektor pariwisata yang terdampak pandemi di Kota Solo terus bergerak seperti Museum Keraton Surakarta. Kali ini dibuka kembali ketika libur, Minggu (08/11). Meskipun pernah berencana buka ketika masa pandemi, tapi gagal karena di kawasan Pasar Gemblegan ada yang terpapar COVID-19. Setidaknya, Kepala Museum Keraton Surakarta, KRA Dany Nur Adiningrat juga mengatakan bahwa ini pertama dibuka setelah ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Pemerintah Kota Solo tanggal 13 Maret 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
"Dengan mengingat dan menimbang perkembangan situasi di lingkungan sekitar Keraton Solo, serta perkembangan secara regional maupun nasional, maka keputusannya kita membuka museum mulai hari ini," ujarnya.
Dengan dibukanya pada masa new normal atau tatanan baru, maka penerapan protokol kesehatan dilakukan baik dari karyawan maupun pengunjung. Kemudian, dia menunjukan tata cara di antaranya pengunjung terlebih dulu mewajibkan mencuci tangan.
Salah satu pengunjung sedang mengamati peninggalan budaya di Museum Keraton Surakarta
Sedangkan empat wastafel yang telah disiapkan. Setelah itu, wisatawan terlebih dulu dicek suhu tubuhnya menggunakan thermogun otomatis, sebelum membeli tiket dan masuk ke museum.
"Kita mengikuti aturan-aturan pemerintah untuk standar kesehatan, termasuk dengan membekali tour guide tentang prokes. Kami tidak ingin kawasan keraton menjadi klaster penyebaran COVID-19," tegasnya.
Sedangkan pintu masuk dan keluar, pihak pengelola museum memberikan akses yang berbeda sehingga pengunjung tidak berpapasan. Pemisah dengan papan dengan diberi petunjuk. Lantas, antrean tiket Rp 10.000 per orang ini diberi batas di lantai dengan jarak 1,5 meter. Kemudian guide museum mengajak menyusuri ruang-ruang di dalam museum searah jarum jam sehingga tidak papasan.
ADVERTISEMENT
"Jam buka dimulai pukul 09.00 WIB hingga 14.00 WIB untuk hari Senin-Kamis, kemudian Sabtu-Minggu hingga pukul 16.00 WIB, sementara hari Jumat tutup," jelasnya.
Dengan dibukanya pada masa new normal atau tatanan baru, maka penerapan protokol kesehatan dilakukan baik dari karyawan maupun pengunjung
Pembenahan
Kepala museum juga mengatakan pembenahan-pembenahan di berapa sisi keraton seluas 70 hektar ini. Seperti halnya kawasan terbuka dari depan Balai Kota Surakarta, alun-alun dengan sampai dengan Gading tidak pernah ditutup. Sedangkan kawasan museum memang dengan standar maksimal dan berbayar. Akses lain untuk wisata di dalam yakni kegiatan tradisional dan adat karaton tetap menunggu petunjuk dan aturan dari pihak keraton.
"Kunjungan wisata dari travel dan agen kembali dijalankan untuk pelayanan sektor wisata," ucapnya.
Wisatawan yang berkunjung didominasi rombongan pemuda dari berbagi daerah. seperti wisatawan asal Jakarta, Maria Regina Natasha mengaku baru pertama kali berkunjung ke Museum Keraton Surakarta. Dia bersama kekasihnya senang dengan penerapan protokol kesehatan.
Museum Keraton Surakarta sangat menerapkan protokol kesehatan
"Selama tidak menyentuh dan juga di depan sudah disediakan harus cuci tangan dan menurut saya sudah bagus. Nyaman-nyaman saja, meski agak panas karena menggunakan masker, namun sudah terbiasa," ungkap Regina ketika ditemui di ruang andong.
ADVERTISEMENT
Hal sama dikatakan Seger Arnold dari Sragen dan Bagus asal Sukoharjo sengaja datang ke keraton setelah mendengar kabar dibuka. Kedatangan mereka membuat materi tulisan sejarah di kampusnya.
Dari pantauan para guide ini memberikan keterangan di depan pengunjung atas benda-benda antik dari patung besar, kecil, senjata, foto, alat transportasi, hingga tempat ibadah. Benda ini ditempatkan dengan rapi di lemari, di atas rak dibiarkan terbuka hingga dokumentasi Raja Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta ketika masa Presiden Soekarno. (Agung Santoso)
Sebelum memasuki Museum Keraton Surakarta, pengunjung diwajibkan mencuci tangan terlebi dahulu