news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Para Pedagang Pasar Kadipolo Negatif COVID-19, Gelar Syukuran Nasi Tumpeng

Konten Media Partner
10 Juni 2020 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berbagi masakan dan tumpeng di Pasar Kadipolo dengan bungkus semacam pincuk
zoom-in-whitePerbesar
Berbagi masakan dan tumpeng di Pasar Kadipolo dengan bungkus semacam pincuk
ADVERTISEMENT
SOLO - Para pedagang pasar tradisional Pasar Kadipolo, Kota Solo, Jawa Tengah menggelar syukuran nasi tumpeng. Tradisi jawa ini digelar setelah hasil rapid test para pedagang dua pekan lalu dinyatakan negatif COVID-19. Sedangkan ini disampaikan koordinator syukuran, Sri Rejeki yang kesehariannya pedagang sayuran di Pasar Kadipolo, Rabu (10/06/2020) usai acara.
ADVERTISEMENT
"Kalau orang jawa, ini adalah bentuk syukuran setelah dua pekan lalu diisukan pedagang yang hasil rapid test positif corona, tapi hasilnya negatif," jelasnya.
Suasana Pasar Kadipolo di Kota Solo, Jawa Tengah
Sedangkan sajian nasi tumpeng yang lengkap dengan sayuran ini didoakan sebelum dibagikan. Ada ratusan bungkus atau pincuk berisi nasi sayur, beserta potongan daging ayam goreng yang dibagikan. Sedangkan, semua bahan baku masakan tumpeng serta opor ayam goreng dari sumbangan para pedagang Pasar Kadipolo.
"Para pedagang menyumbang bahan untuk acara tumpengan. Semua bentuk rasa syukur," ujarnya.
Di Pasar Kadipilo tetap menerapkan protokol kesehatan dari cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak
Meskipun sejak ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kota Solo diakui pasar tetap berjalan seperti biasa. Hanya saja, dua pekan lalu setelah dilakukan rapid test justru tersebar isu pedagang terpapar positif COVID-19. Dari sinilah sempat sepi pembeli, tapi rasa gembira setelah mendapatkan hasil 20 pedagang rapid test negatif COVID-19. Dan ini diwujudkan dengan rasa syukur.
ADVERTISEMENT
"Kita di pasar tetap menerapkan protokol kesehatan dari cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak. Dulu saya, para pedagang lainnya sebelum adanya corona, sering memberi nasihat kalau mau masuk rumah harus cuci kaki dan cuci tangan. Bangunan jawa biasanya depan rumah pasti ada pancuran untuk cuci. Ternyata tradisi mbah-mbah kita itu berguna sekarang," ujarnya wanita yang rambutnya makin beruban.
Salah satu warga pasar sedang menikmati nasi tumpeng
Tradisi berjalan satu jam ini diikuti para pedagang ketika traffic pembeli menurun sehingga aman dilakukan kegiatan. Lantas, diawali dengan menerapkan protokol kesehatan, disusul doa bersama serta tumpengan dibagikan kepada pembeli yang saat itu masih beraktivitas di pasar. (Agung Santoso)