Konten Media Partner

Pengrajin Tirai Bambu Solo Kebanjiran Pesanan di Musim Penghujan

15 Februari 2019 22:10 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pak Tejo, pengrajin tirau bambu selama 20 tahun di Jalan Moh Yamin Solo. (Foto : Tara Wahyu NV)
zoom-in-whitePerbesar
Pak Tejo, pengrajin tirau bambu selama 20 tahun di Jalan Moh Yamin Solo. (Foto : Tara Wahyu NV)
ADVERTISEMENT
SOLO - Musim penghujan seoalah membawa angin segar bagi beberapa pedagang di Kota Solo seperti pedagang payung, jas hujan, dan atau bagi pengrajin tirai bambu.
ADVERTISEMENT
Musim penghujan memang menjadi berkah tersendiri untuk pengrajin Tirai Bambu. Permintaan pesanan Tirai Bambu bisa meningkat 50 % , apalagi saat awal-awal musim penghujan. Bahkan setiap harinya ada pesanan dari berbagai kota.
Tejo, pengrajin tirai bambu asal Gawok Sukoharjo ini sering mendapat pesanan meningkat saat musim penghujan tiba. Lebih dari 10 tirai bambu/kerai bambu yang bisa dijual setiap harinya. “Biasanya bisa jual sekitar lima hingga sepuluh tirai bambu dalam sehari. Tapi kalau untuk pesanan bisa lebih dari itu.” Ujar lelaki berusia 65 tahun.
Sudah 20 tahun Tejo berjulan di Jalan Moh Yamin Surakarta, ia juga memproduksi tirai bambu di tempat itu juga. Dalam sehari, Tejo bisa membuat dua tirai bambu, namun jika sedang tak tergesa-gesa Tejo membuat satu tirai. “Kalau pesanan banyak kadang juga kurang tenaga, tapi kalau lagi santai bisa bisa bikin satu atau dua saja.” Lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Tirai bambu yang Tejo jual mulai dari ukuran satu kali dua meter bahkan tiga kali tiga meter. Namun, kadang juga sesuai permintaan pemesan. Ada juga yang pesan ukuran empat meter. Menurut Tejo, Bahan baku yang di gunakan ia beli dari Semanggi. Harga yang ditawarkannya juga terjangkau, tirai yang biasa dijual dengan harga Rp. 40 Ribu hingga Rp. 60 Ribu, dan untuk berwarna ia jual dengan harga Rp. 75 ribu.
Tak hanya tirai, Tejo juga memproduksi berbagai barang mebel seperti meja dan kursi, namun Tejo memproduksinya di rumahnya, Gawok. Tirai yang di produksi Tejo juga sudah mampu terjual hingga kota Jakarta.
“Pembelinya ada yang sudah menjadi langganan di Kota Solo, ada juga yang dari Jakarta dan kota-kota lain.” Pungkasnya. /Tara Wahyu NV
ADVERTISEMENT
Hasil dari tirai bambu yang siap untuk dijual. (Foto : Tara Wahyu NV)