Konten Media Partner

Penjualan Kurma di Solo Mulai Menggeliat Usai 2 Tahun Dihantam Pandemi

2 April 2022 16:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang menata kurma di salah satu toko di Jalan Kapten Mulyadi, Solo, Sabtu (02/04/2022)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang menata kurma di salah satu toko di Jalan Kapten Mulyadi, Solo, Sabtu (02/04/2022)
ADVERTISEMENT
SOLO - Memasuki bulan Ramadan tahun ini penjualan kurma di Solo mulai menggeliat. Sebelumnya usaha itu lesu akibat dihantam pandemi COVID-19 dalam 2 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Hal itu terlihat dari aktivitas beberapa pedagang kurma di Jalan Kapten Mulyadi, Solo, Sabtu (02/04/2022).
Alhamdulilah, sudah lumayan setelah libur 2 tahun karena nggak ada stok dan nggak ada pembeli. Sekarang mulai ada barang,” tutur pemilik toko grosir kurma ‘Abiyyu’ di Jalan Kapten Mulyadi, Diyah.
Pembeli mengantre di depan salah satu toko kurma di Jalan Kapten Mulyadi, Solo. FOTO: Fernando Fitusia
Ia menyebut, kurma Mesir dan kurma Tunisia tangkai adalah jenis kurma yang paling diminati pembeli dibanding kurma lainnya.
“Soalnya itu merakyat. Harganya cuma Rp 35 ribu per kg.
Dalam sehari, toko grosir kurma ‘Abiyyu’ bisa menjual 1-2 ton kurma dari berbagai jenis, mulai kurma Tunisia tangkai, Mesir, Madinah, Sukari, Ajwa dan berbagai jenis kurma lain.
“Pembelinya dari mana-mana, seperti Jogja, Semarang, Sragen, Karanganyar, Boyolali dan Pacitan. Sudah sekitar setengah bulan ini mulai ramai dan biasanya sampai seminggu sebelum Lebaran.”
ADVERTISEMENT
Kurma-kurma impor itu diperoleh Diyah dari Jakarta dan Surabaya.
Berbagai jenis kurma dipajang di depan salah satu toko. FOTO: Fernando Fitusia
“Ini harganya mulai naik, karena harga bensin naik. Awalnya 1 boks isi 10 kg dijual Rp 260 ribu sekarang jadi Rp 280 ribu,” jelas dia.
Pantauan Bengawan News, beberapa toko kurma lain di Jalan Kapten Mulyadi juga dibanjiri pembeli.
Salah satunya adalah toko 'Mirallbe Muslim'. Di toko tersebut para pengelola bahkan menolak diwawancarai, lantaran sibuk melayani pembeli.
(Fernando Fitusia)