Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Peracik Miras Oplosan yang Tewaskan 5 Orang di Solo Menyerahkan Diri
13 September 2019 21:56 WIB
ADVERTISEMENT
SOLO - Penjual nasi sayur bernama Sigit Seno Susanto ditahan polisi setelah diketahui meracik minuman keras yang menewaskan lima temannya. Hal ini disampaikan Kepala Kepolisian Resor Kota Solo, AKBP Andy Rifai, Jumat (13/9).
ADVERTISEMENT
"Pelaku ini ditahan setelah adanya laporan korban minuman oplosan meninggal dunia setelah memancing. Mereka ini minum bersama setelah pemberian minuman dari pelaku," jelas Andy.
Penahanan ini merupakan tindak lanjut dari laporan adanya lima orang tewas secara bertahap setelah memancing pinggir Sungai Bengawan Solo, di kawasan Beton Jebres, Senin (09/09). Kelima korban tewas akibat miras racikan itu adalah Ateng, Agik, Joko Semedi, Supardi, dan Pudiharjo. Beruntung, Dian Septianto, yang juga meminum racikan itu justru selamat.
Sebelum Sigit ditangkap, pria yang tinggal di Kelurahan Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, itu justru mendatangi Kepolisian Sektor Pasar Kliwon.
"Dia (pelaku) menyerahkan diri ke Polsek. Dari sinilah dilanjutkan penggeledahan di rumahnya yang didapati peralatan dan sisa racikan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Andy mengatakan, polisi menyita delapan barang bukti dari kediaman pelaku. Yakni jeriken, alkohol, air buah kawis, botol pewarna makanan dan perisa makanan. Barang ini dicampurkan dengan jamu pahitan sehingga disajikan kepada korban yang tak lain teman-temannya.
"Kami masih dicek di Labfor untuk kandungan campuran yang menyebkan tewasnya korban," jelas Andy.
pada kesempatan yang sama, Sigit mengatakan dia sudah biasa meracik minuman keras seperti itu dan tidak pernah ada korban. Dia sempat berhenti berjualan minuman oplosan setelah beralih menjadi pedagang nasi sayur di Bekasi, Jawa Barat. Akan tetapi setelah tutup berjualan, ia memilih pulang. Hanya saja, racikan mautnya yang dinamai Anggi dan dijual dengan harga Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu per botol itu justru membuat nyawa teman-temannya melayang.
ADVERTISEMENT
"Saya biasa jual berbeda-beda, tergantung jenis botolnya. Saya sendiri mencoba dari dulu tidak apa-apa. Bahkan mereka yang biasanya beli juga enggak apa-apa. Mereka ini pemabuk dan saya juga jadi biasa merasakan," ungkap Sigit.
Bahkan, Sigit mengatakan ia sempat menjual minuman racikannya itu ke korban Joko Semedi sebanyak 1,5 liter pada Minggu (8/9). Keesokan harinya, Senin (9/9) Agik juga membeli racikannya itu dan Sigit juga sempat memberikan sampel minumannya untuk diminum bersama sama korban lainnya saat memancing.
(Agung Santoso)