Perjalanan Robby Sumampow, Jadi Konglomerat hingga Dekat dengan Keluarga Cendana

Konten Media Partner
13 Oktober 2020 20:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Doc. Tribunnewsmaker.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto Doc. Tribunnewsmaker.com
ADVERTISEMENT
SOLO - Jenazah Robby Sumampow saat ini disemayamkan di Thiong Ting setelah tiba dari Singapura, Senin (12/10/2020). Robby Sumampow sendiri merupakan salah satu orang yang berpengaruh di Kota Solo. Mendiang merupakan pengusaha hotel dan tempat hiburan di Kota Solo. Namanya pun menjadi salah satu pengusaha nasional di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Robby Sumampow juga dikenal dekat dengan keluarga Cendana di era Soeharto. Namanya mencuat saat di era Orde Baru, ia pernah mengelola Porkas alias SDSB, undian berhadiah yang dikelola legal di era pemerintahan orde baru saat itu.
Kuasa hukum Robby Sumampow, Heru S Notonegoro menuturkan perjalanan karier mendiang saat masih hidup. Dulu Robby mengawali karier sebagi makelar motor hingga saat terakhirnya, Robby mampu menjadi konglomerat.
Hal itu membuat Heru menjadi kagum dengan sosok Robby Sumampow. Bahkan diakhir hayatnya, Robby mampu mendirikan berbagai bangunan hotel, yang terakhir dirinya membangun dua hotel di Solo.
Jenazah Robby Sumampow saat ini disemayamkan di Thiong Ting setelah tiba dari Singapura, Senin (12/10/2020)
"Beliau memang banyak membangun hotel, di Solo ada sejumlah hotel yang telah didirikannya. Selain itu juga membangun, mulai dari rumah, mal, hotel, lapangan golf. Ada yang di Solo, Jakarta, Surabaya, Batam, Singapura, Hongkong, Korea," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Nama Robby Sumampow juga terkenal lantaran pernah melakukan Hak Guna Bangunan Benteng Vastenburg. Benteng Vastenburg, terletak di jantung Kota Solo, secara hukum dimiliki oleh beberapa orang swasta termasuk Robby.
Robby Sumampow merupakan salah satu orang yang berpengaruh di Kota Solo. Mendiang merupakan pengusaha hotel dan tempat hiburan di Kota Solo. Namanya pun menjadi salah satu pengusaha nasional di Indonesia
Sejak awal 1990-an, benteng yang dibangun Belanda bersamaan dengan Keraton itu ditukar guling oleh TNI, kemudian hendak dibangun hotel dan pusat bisnis.
Sementara itu, Pengurus Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) Sumartono Hadinoto mengatakan jenazah akan dimakamkan pada hari Kamis (15/10) di Delingan, Karanganyar.
"Kurang lebih di sini (Thiong Ting) 3-5 hari. Rencana Kamis dimakamkan di Delingan, Karanganyar," tuturnya. (Tara Wahyu)