Rapat Forum Dekan AIPKI di Solo Hasilkan Empat Poin Rekomendasi

Konten Media Partner
29 Januari 2023 20:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua 1 AIPKI, Prof. dr. Ari Fahrial Syam (tengah). FOTO: Agung Santoso
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua 1 AIPKI, Prof. dr. Ari Fahrial Syam (tengah). FOTO: Agung Santoso
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SOLO - Rapat Forum Dekan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) yang digelar selama tiga hari, Jumat-Minggu (27-29/01/2023) di Sunan Hotel, Solo, menghasilkan empat poin rekomendasi.
ADVERTISEMENT
Empat poin rekomendasi tersebut adalah, Program Studi (Prodi) Pendidikan Dokter Spesialis dilaksanakan oleh institusi pendidikan, realisasi insentif dan beasiswa bagi peserta didik PPDS sesuai undang-undang, penguatan implementasi Academic Health System (AHS) melalui Keputusan Presiden, dan pembukaan Prodi Kedokteran baik sarjana maupun profesi.
“Sesuai amanat Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. Kemudian mengenai realisasi insentif dan beasiswa bagi peserta didik PPDS sesuai undang-undang untuk memenuhi kebutuhan dokter dan dokter spesialis di Indonesia yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan kualitas. Terakhir, bagi universitas-universitas yang membuka Prodi Kedokteran dengan akreditasi A, dapat menaikkan jumlah mahasiswa 10-20 persen. Harapannya jumlah dokter dapat terpenuhi,” papar Wakil Ketua 1 AIPKI, Prof. dr. Ari Fahrial Syam, Minggu (29/01/2023).
ADVERTISEMENT
Pembukaan Prodi Kedokteran baik sarjana maupun profesi, lanjut dr. Ari, hanya ditujukan bagi wilayah yang masih membutuhkan di luar Jawa dan Bali. Hal tersebut sebagai upaya pemerataan dokter di Indonesia.
“Mungkin lima atau sepuluh tahun lagi baru terasa. Hal ini setelah pendidikan dokter paling tidak sekitar lima setengah tahun baru bisa jadi dokter. Belum lagi kalau nanti ambil profesi, bisa semakin lama lagi,” imbuhnya.
Pihaknya berharap agar pemerintah segera merealisasikan beasiswa serta insentif bagi mahasiswa kedokteran. Terutama mahasiswa yang sedang menempuh koas dan profesi. Selanjutnya melalui rekomendasi-rekomendasi tersebut, ia berharap agar jumlah dokter di Indonesia dapat tercapai.
“Sesuai standar, distribusinya juga merata ke berbagai wilayah di Indonesia," harapnya.
(Agung Santoso)
ADVERTISEMENT