Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
RST Slamet Riyadi soal Terapi Cuci Otak ala Terawan: Tetap Berjalan
29 Maret 2022 17:13 WIB
·
waktu baca 2 menit![Rumah Sakit Tentara (RST) Slamet Riyadi, Solo. FOTO: Dok Instagram @rstslametriyadisolo](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/b2a9009a445d879357a8c227d2ae54c2a3f07e87cc4d8839c979c2c60dceed59.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Diketahui, layanan DSA yang lebih dikenal sebagai terapi 'cuci otak' itu dicetuskan Terawan sebagai terapi bagi penderita stroke.
Komandan Komando Resort Militer (Korem) 074/Warastratama Solo, Kolonel Inf Achiruddin, mengatakan layanan DSA masih beroperasi. Sekalipun Terawan telah direkomendasikan untuk dipecat dari keanggotaan IDI, oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK) IDI.
“Tetap berjalan. Nggak ada masalah kalau terkait dokter Terawan. Di situ kan ada tenaga ahlinya sendiri,” kata Achiruddin di Loji Gandrung, Selasa (29/03/2022).
Selama ini, lanjut dia, Terawan juga jarang praktik di rumah sakit tersebut. “Biasanya beliau hanya supervisi saja.”
Menurut Achiruddin, sejauh ini terapi DSA baru diperuntukkan bagi prajurit TNI dan keluarganya.
“Proses (terapi) itu tetap berjalan untuk kebaikan, kesehatan dan kepentingan prajurit dan keluarga. Jadi sementara ini hanya kalangan TNI dan keluarganya yang dilayani,” terang dia.
ADVERTISEMENT
Terkait polemik antara Terawan dan IDI, Achiruddin menganggap itu adalah persoalan antara Terawan dengan organisasi profesi tersebut.
“Kalau dengan RST, tidak ada masalah,” tandasnya.
RST Slamet Riyadi, Solo adalah rumah sakit kedua setelah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta yang membuka layanan DSA yang digagas Terawan.
Layanan terapi di RST Slamet Riyadi, Solo dibuka sejak 12 Agustus 2021.
Sejak layanan DSA dibuka 7 bulan lalu, Achiruddin mengeklaim belum mendapat komplain dari pasiennya.
"Tidak ada (komplain) semuanya bagus. Kami mengacu pada perintah pimpinan atas. Selama pemimpin TNI Angkatan Darat membolehkan, tidak ada masalah,” kata dia.
(Tara Wahyu)