Saatnya Revolusi Spiritual Dilakukan di Negeri Indonesia

Konten Media Partner
31 Oktober 2020 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BRM. Kusumo Putro S.H, M.H
zoom-in-whitePerbesar
BRM. Kusumo Putro S.H, M.H
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, nasionalisme tampaknya hanya sebatas wacana. Nasionalisme telah luntur dan memudar. Akibat lunturnya nasionalisme tersebut, disadari atau tidak, menjadikan negeri ini berada dalam keterpurukan yang tak bertepi.
ADVERTISEMENT
Menyikapi perihal lunturnya nilai-nilai nasionalisme dalam konteks berbangsa dan bernegara saat ini.
Pada sisi lain, lunturnya nasionalisme memang bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya yang paling dominan adalah akibat langsung dari gaya hidup hedonisme dan globalisasi.
Terutama akibat globalisasi, jelas akan menjadikan jarak dan waktu serta lintas budaya, tidak ada lagi benteng atau tamengnya dan perlahan menggerus mengikis nasionalisme.
Membicarakan nasionalisme, sebenarnya tidak bisa dilepaskan dengan pola pikir spiritualisme. Sebab, pada dasarnya antara nasionalisme dan spiritualisme dalam suatu negara akan berjalan seiring.
Untuk itu, agar tak terjadi benturan antara pola pikir untuk menjadikan dan mewujudkan nasionalisme yang kokoh, bisa dimulai dari revolusi spiritual.
Revolusi spiritual yang dimaksud, berarti mengembalikan lagi nilai-nilai luhur budaya spiritual asli dari bangsa ini. Jika hal tersebut bisa diterapkan, berarti akan menciptakan bangsa yang berkepribadian dan memiliki ciri khas tersendiri, bukan sebaliknya, hanya meniru memindahkan paham-paham asing secara utuh dan membabi buta yang pada gilirannya akan mengakibatkan bangsa ini menjadi tergoncang hebat.
ADVERTISEMENT
Revolusi Spiritual ini sangat penting dalam rangka mengembalikan nilai-nilai nasionalisme bagi bangsa Indonesia yang harus dilakukan dengan secepatnya.
Sebagaimana yang telah dilakukan di Cina, Jepang, dan Thailand dan beberapa bangsa lain di dunia. Dengan gerakan itu, kenyataanya modernitas tak pernah mencabut akar budaya nasionalnya. Bahkan, globalisasi yang sangat luar biasa pengaruhnya terhadap nilai-nilai luhur bangsa sama sekali tak ada pengaruhnya.
Dari revolusi spiritual yang dilakukan Jepang misalnya, justru membawa Jepang bisa kembali menjadi bangsa besar setelah hancur akibat perang Dunia Kedua.
Indonesia yang harus sesegera mungkin melakukan revolusi spiritual, mengingat paham-paham atau ajaran-ajaran spiritual Nusantara kini tengah dibenturkan dengan paham-paham spiritual modern atau Asing. Padahal, paham-paham itu tidak cocok dengan budaya dan kearifan lokal kita yang penuh santun, toleransi, rukun dan cinta damai.
ADVERTISEMENT
Diakui atau tidak, dari ilmu antropologi, Indonesia disebut sebagai bangsa peri-peri atau bangsa pinggiran yang tengah tergoncang oleh peradaban spiritual. Karena itulah hendaknya nilai-nilai spiritual asli harus dibenahi sesuai nilai-nilai luhur bangsa.
Menengok sejarah masa lalu, terjadinya benturan antara paham-paham asing yang sekiranya tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia kenyatannya ditolak langsung oleh masyarakat.
Seperti halnya aliran fasisme, fundametalis radikal, komunisme, dan lainnya, sehingga dengan revolusi spiritual ini diharapkan bisa memurnikan lagi budaya spiritual asli Nusantara dan meng-up grade paham-paham baru untuk ditata dan dicocokkan dengan kultur budaya.
Revolusi spiritual dalam rangka mengembalikan nasionalisme yang telah luntur dan memudar akhir-akhir ini di negeri Indonesia yang kita cintai ini.
ADVERTISEMENT
Dengan cara tersebut, kiranya akan berjalan aman dan tenang karena yang ditata kembali adalah persoalan jiwa manusianya.
Lain halnya dengan revolusi fisik atau revolusi politik yang kemungkinan besar akan membawa korban yang dalam hal ini adalah rakyat.
Dalam membentuk suatu bangsa dan negara sebenarnya tak hanya memerlukan tiga persyaratan utama, yakni wilayah, pemerintahan, dan rakyat. Namun di balik itu, sebenarnya masih ada hal pokok lagi yang tak boleh dikesampingkan, yakni jiwa atau ruh melu handarbeni (merasa ikut memiliki) bangsa dan negara serta melestarikan nilai-nilai luhur peradaban.
Kalau kita pasif dan tak merasa ikut memiliki jelas negara ini akan hancur. Sebaliknya, dengan revolusi spiritual dengan pasti akan menciptakan kebangaan sebagai warga negara. Dengan rasa kebanggaan sebagai warga negara secara secara otomatis akan melahirkan nasionalisme yang kokoh di jiwa seluruh anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dengan semakin maraknya radikalisme, anarkisme, isu-isu yang dipelintir serta berita-berita hoaks akhir-akhir ini sehingga mengakibatkan sering terjadinya benturan antar kelompok anak bangsa yg disebabkan hanya karena perbedaan agama, keyakinan, politik, dan lain-lain.
Akhir-akhir ini yang akibat besarnya adalah terjadinya perpecahan anak bangsa dan mengerikannya lagi hal ini bisa mengakibatkan persatuan dan kesatuan anak bangsa negeri ini akan porak-poranda, bila ini terjadi maka kehancuran bangsa dan negara Indonesia yg kita cintai ini hanya tinggal menunggu waktu.
Ditulis oleh BRM. Kusumo Putro S.H, M.H.