Satu Santri Asal Malaysia, Tertahan di Pondok Assalam Solo

Konten Media Partner
8 Juli 2020 18:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satu santri asal Malaysia bernama Ema Suraya (19) tertahan di Pondok Assalam Solo, dikarenakan negara asalnya sedang mengalami lockdown
zoom-in-whitePerbesar
Satu santri asal Malaysia bernama Ema Suraya (19) tertahan di Pondok Assalam Solo, dikarenakan negara asalnya sedang mengalami lockdown
ADVERTISEMENT
SUKOHARJO - Satu santri asal Malaysia bernama Ema Suraya (19) tertahan di Pondok Assalam Solo, dikarenakan negara asalnya sedang mengalami lockdown. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Pondok Assalam, Arkanudin Budianto ditemui usai meresmikan stadion dan gapura Assalam Center Pabelan, Kartasura, Rabu (08/7).
ADVERTISEMENT
"Ada 1 santri dari Malaysia yang masih tinggal di sini, sedangkan yang lain sudah kembali. Alhamdulilah, yang lain bisa kembali pulang ke negara masing-masing yang sudah bisa kita antisipasi sebelum di-lockdown Alhamdulilah," terang Arkanudin.
Selama di pondok, menurutnya santri tersebut dilakukan cek kesehatan secara berkala dan diawasi oleh pembimbing secara khusus.
Peresmian Stadion dan Gapura Assalam Solo
"Kami lakukan cek kesehatan secara berkala, tambahan gizi kita lakukan, dan kami bentuk pembimbing secara khusus untuk mengawasi dia selama pandemi COVID-19 ini dan dia tidak boleh keluar komplek," jelas Arkanudin.
Selain itu, kegiatan yang dilakukan oleh santri tersebut selama di pondok adalah lebih berfokus pada kegiatan ibadah.
"Ini, soalnya lagi lockdown jadi enggak bisa pulang. Untuk kegiatannya di sini ya, kalau pagi biasa sama teman olahraga setelah berolahraga sambil makan di resto, setelah itu ibadah hafalan Quran," ucap Ema suraya.
Gapura Assalam Solo
Untuk mengatasi kerinduannya dengan negara asal, Ema hanya bisa melakukan telepon atau video call dengan keluarga.
ADVERTISEMENT
"Kangen banget rasanya, untuk mengatasinya biasanya saya hanya video call sama orang tua atau nelepon," ungkapnya.
Ema berencana balik kembali ke negara asalnya Malaysia jika sudah mendapatkan kuliah di Indonesia, setelah itu dia balik kembali ke Indonesia. (Fernando Fitusia)