Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Setahun Menjabat Wali Kota Solo, Gibran Perlu Sinkronkan Citra dengan Kebijakan
27 Februari 2022 18:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
SOLO - Gibran Rakabuming Raka sudah setahun menjabat Wali Kota Solo, per Sabtu (26/02/2022).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Gibran dinilai belum mampu menunjukkan kolaborasi yang manis dengan Wakil Wali Kota (Wawali) Teguh Prakosa.
Pendapat itu disampaikan Pakar Psikologi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr Mohammad Abdul Hakim.
Hakim membandingkan, kolaborasi Gibran-Teguh selama setahun ini belum menyamai kolaborasi yang pernah dilakukan Joko Widodo (Jokowi) dan FX Hadi Rudyatmo (Rudy).
Ia memprediksi, adanya jurang generasi ikut mempengaruhi pola komunikasi Wali Kota Solo dan wakilnya saat ini.
“Saya kira ini menjadi PR bagi mereka berdua untuk mencari titik temu. Dengan demikian, Kota Solo memiliki duet maut lagi yang bisa saling mengisi,” kata Hakim.
Hakim menilai, Gibran memiliki berbagai terobosan kebijakan. Sebagai pemimpin muda, Gibran dianggapnya ingin menampilkan diri sebagai sosok yang mencolok dan berani.
ADVERTISEMENT
“Ia juga tidak tanggung-tanggung untuk mengambil kebijakan yang berisiko.”
Tetapi persepsi positif tersebut dinilai Hakim belum linier, dengan kebutuhan dan terpenuhinya aspirasi warga Solo melalui kebijakan Gibran. Apalagi politik di level kota sangat tergantung terhadap realitas sehari-hari yang dialami warga.
“Ini menjadi bahan evaluasi penting, untuk semakin mensinkronkan citra Gibran sebagai pemimpin muda berani, namun juga mampu memecahkan persoalan konkrit di masyarakat melalui kebijakan yang dibuat,” tegas dia.
Sementara itu Rektor UNS, Prof Jamal Wiwoho, menganggap tahun pertama kepemimpinan Gibran belum menjadi patokan keberhasilannya. Ia yakin, prestasi yang ditorehkan Gibran akan meningkat seiring partisipasi publik pada tahun-tahun selanjutnya.
“Harapannya kebijakan Gibran dapat lebih sejahtera, guyub dan adaptif dengan segala perkembangan yang begitu cepat dalam revolusi industri dan era disrupsi ini,” urai Jamal.
ADVERTISEMENT
(Agung Santoso)