Sumur Aneh di Karanganyar: Jejak Erupsi Lumpur Jutaan Tahun Silam

Konten Media Partner
24 Maret 2021 8:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah watu warga, Solikhin menunjukkan sumur bor yang bisa menyala api yang berada di pekarangannya
zoom-in-whitePerbesar
Salah watu warga, Solikhin menunjukkan sumur bor yang bisa menyala api yang berada di pekarangannya
ADVERTISEMENT
SOLO-Fenomena sumur aneh di Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, membuat masyarakat penasaran dan banyak berkunjung ke desa itu. Selain mengeluarkan air asin, sumur itu bisa menyala saat disulut dengan api.
ADVERTISEMENT
Pengamat geologi dan astronomi asal Kebumen, Ma'rufin Sudibyo menyebut bahwa desa itu berada di puncak sebuah kubah yg telah tererosi berat dan menampakkan jejak aktivitas mud volcano berjuta tahun silam.
Ma'rufin menuliskan hal itu di akun media sosialnya, menanggapi fenomena sumur aneh di Karanganyar itu. Dia juga telah mengizinkan Bengawan News untuk mengutip tulisan tersebut.
Menurutnya, jejak mud volcano dijumpai cukup luas di wilayah Solo bagian utara. "Mulai dari Waduk Cengklik di barat hingga tepian Bengawan Solo di timur," katanya. Waduk Cengklik sendiri berdiri di atas bekas kaldera mud volcano, cekungan besar produk erupsi besar mud volcano masa silam.
Jutaan tahun silam, terangnya daerah ini merupakan laut yang mengalami pengendapan cepat. Sehingga lapisan-lapisan endapan lebih dalam yang masih belum membatu mulai tertekan hebat oleh bobot lapisan-lapisan di atasnya. Terbentuklah lumpur.
ADVERTISEMENT
Tekanan bertambah besar saat Gunung Lawu purba merosot-turun (rapun) ke utara. Lapisan lumpur di kedalaman pun 'mecotot', membentuk gelembung lumpur besar sebagai diapir. "Saat puncak diapir berhasil mengakses paras bumi, keluarlah lumpur bertekanan tinggi sebagai erupsi lumpur," tulis ketua tim ahli Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kebumen itu.
Titik-titik erupsi pun menyebar dari lokasi waduk Cengklik hingga teras Bengawan Solo. Di beberapa titik, erupsi ditemukan dalam penggalian bukit-bukit saat pembangunan jalan tol Solo-Kertosono. "Begitu erupsi usai pada jutaan tahun silam, jejak-jejaknya masih terlihat dalam endusan air asin dan menguarnya gas alam," Katanya.
Dirinya mengungkapkan, sumur unik ini hanya berjarak kurang lebih 2 kilometer dari Sangiran, situs manusia purba Homo erectus yg mendunia. Di situs tersebut juga terdapat fenomena sejenis yang disebut pablengan. "Inilah jejak erupsi lumpur berjuta tahun silam," katanya.
ADVERTISEMENT
(Tara Wahyu)