Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
![Salah seorang abdi dalem Keraton Kasunan Surakarta sedang melakukan sungkem dengan Raja Pakubuwono XIII dalam prosesi Sungkeman Ngabekten yang dilaksanakan pada Sabtu (15/06/2019). (Agung Santoso)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1560645096/eot3x4isut8yfd4rpa3j.jpg)
ADVERTISEMENT
SOLO - Keraton Kasunan Surakarta menggelar upacara adat Sungkeman Ngabekten kepada raja. Hal ini dilakukan Raja Pakubuwono XIII di momen Idul Fitri, dimana raja bersilaturahmi dengan rakyat, abdi dalem, dan raja lainnya. Tradisi ini rutin dilakukan oleh Keraton Surakarta di momen suci Idul Fitri. Hal ini dikatakan Pengageng Perintah Keraton Surakarta, KGPH. Dipokusumo, usai acara yang dilaksanakan pada Sabtu (15/06/2019).
ADVERTISEMENT
"Tradisi ini sudah sejak dulu setelah Idul Fitri dan Syawalan atau bakdo kupat," jelasnya.
Upacara adat sungkeman digelar di Sasana Handrawona Keraton Surakarta dengan dihadiri Raja Pakubuwono XIII secara langsung. Selain itu, tradisi Sungkeman Ngabekten ini juga diikuti para keluarga, pejabat, abdi dalem raja, hingga warga Kampung Baluwarti sekitar Keraton Surakarta.
Raja Pakubuwono XIII duduk dikursi singgasana. Kemudian, satu persatu dari orang-orang di keraton melakukan sungkem (salaman dan bermaafan) dengan sang raja. Mereka berbaris untuk menunggu menunggu giliran sungkem.
"Sungkem ini biasanya dilakulan oleh warga,abdi dalem, hingga pejabat luar daerah dengan membawa hasil tani," ujar KGPH. Dipokusumo.
Warga disekitar Keraton Surakarta memiliki kebanggaan tersendiri terhadap tradisi ini. Seperti yang dikatakan Naji Rahmatullah, salah seorang warga yang baru pertama mengikuti tradisi Sungkem Ngabekten. Sebelumnya, ia hanya menyaksikan prosesi ini melalui tayangan di televisi. Naji memaknai filososi sungkem sebagai cara untuk menghormati orang tua. (Agung Santoso)
ADVERTISEMENT