Konten Media Partner

Surat Suara Tidak Sah Jadi Runner Up di Pilkada Solo

16 Desember 2020 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPU Kota Solo, Nurul Sutarti
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPU Kota Solo, Nurul Sutarti
ADVERTISEMENT
SOLO - Jumlah surat suara tidak sah menduduki peringkat kedua dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kota Solo, 9 Desember lalu. Sementara itu, tingkat partisipasi pemilih juga berada di bawah target.
ADVERTISEMENT
Hal itu diketahui dalam rapat pleno rekapitulasi hasil Pilkada di tingkat kota yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solo, Rabu, 16 Desember 2020. Acara rapat pleno tersebut digelar di The Sunan Hotel Solo dengan protokol kesehatan yang cukup ketat.
Rapat tersebut menyatakan bahwa pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa menjadi pemenang Pilkada dengan menguasai 225.451 suara. Rivalnya, Bagyo Wahyono-FX Supardjo harus menanggung kekalahan lantaran hanya memperoleh dukungan 35.055 suara.
Menariknya, jumlah surat suara yang tidak sah justru sedikit lebih tinggi dibanding perolehan suara Bagyo-Supardjo. "Surat suara yang tidak sah berjumlah 35.476 suara," kata Ketua KPU Kota Solo, Nurul Sutarti. Kebanyakan, surat suara dianggap tidak sah lantaran tidak dicoblos maupun ada lebih dari satu coblosan.
ADVERTISEMENT
Selain banyaknya surat suara tidak sah, partisipasi pemilih yang datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) juga dianggap tidak memenuhi harapan. Nurul menyebut tingkat partisipasi pemilih hanya 70,52 persen. Padahal, KPU sendiri telah menarget partisipasi pemilih sebesar 77,5 persen.
"Ada berbagai macam faktor tingkat partisipasi yang tidak sesuai target, salah satu alasannya karena pandemi COVID-19," ungkap Nurul. Dia mengaku memiliki beberapa fakta yang mendukung alasan tersebut. "Misal di Pasar Kliwon ada yang mengurus Daftar Pemilih Pindahan, tapi faktanya pada hari H tidak menggunakan suaranya," ucapnya.
Dia juga menyebut daerah Kepatihan Kulon memiliki tingkat partisipasi yang sangat rendah sekitar 60 persen. Menurutnya, di daerah tersebut cukup banyak warga yang tidak ikut memilih lantaran menjalani isolasi mandiri akibat terpapar COVID-19. (Tara Wahyu)
ADVERTISEMENT