Terkendala Komorbid, Capaian Vaksinasi Booster Lansia di Solo Baru 58 %

Konten Media Partner
11 Juni 2022 20:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, mengikuti rapat evaluasi PPKM Jawa-Bali di Balai Kota Solo, Sabtu (11/06/2022). FOTO: Dok Humas Pemkot Solo
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, mengikuti rapat evaluasi PPKM Jawa-Bali di Balai Kota Solo, Sabtu (11/06/2022). FOTO: Dok Humas Pemkot Solo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SOLO - Vaksinasi COVID-19 booster bagi lansia di Solo menjadi evaluasi Pemkot Solo. Saat ini vaksinasi booster itu baru mencapai 58 % dari target.
ADVERTISEMENT
Menurut Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, rendahnya capaian vaksinasi booster untuk lansia tersebut disebabkan karena beberapa hal.
“Kemarin ada beberapa kendala, terutama harus pakai surat dari puskesmas bahwa dia memiliki komorbid. Jadi tidak langsung diizinkan ikut vaksinasi. Itu kendalanya,” terang Teguh usai rapat PPKM Jawa-Bali secara virtual bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, Sabtu (11/06/2022).
Meski demikian, lanjut Teguh, Pemkot Solo tetap menggelar vaksinasi guna meningkatkan capaian vaksinasi booster bagi lansia tersebut.
“Kami masih terus menggerakan puskesmas, klinik Polri, rumah sakit TNI. Nanti akan kami bagi tugas masuk ke RW-RW, supaya ada kenaikan paling tidak 70 %, angka aman. Tadi Pak Luhut juga menyampaikan kita tetap keroyokan dengan TNI/Polri, dalam menerjunkan tenaga kesehatan untuk segera menyelesaikan itu,” terang Teguh.
ADVERTISEMENT
Teguh juga mengakui, saat ini Pemkot kesulitan mengajak masyarakat untuk mengikuti vaksinasi booster.
Minimnya respons warga terhadap vaksinasi booster itu juga menyebabkan total capaian vaksinasi booster di Jateng masih rendah.
“Kalau di Solo, booster di luar lansia sudah 98 % tapi lansia baru 58 %. Jangankan di desa-desa, di kota saja sudah sulit karena tidak semuanya mau, karena merasa sudah aman. Tapi kami akan terus memberikan pemahaman supaya mereka mau divaksin,” jelas Teguh.
(Fernando Fitusia)