Tolak Proporsional Tertutup, Andi Mallarangeng: Ibarat Beli Kucing dalam Karung

Konten Media Partner
1 Januari 2023 21:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pemilu. FOTO: dok kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemilu. FOTO: dok kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KARANGANYAR - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, kembali melontarkan penolakannya terhadap wacana penerapan kembali sistem proporsional tertutup dalam Pemilu 2024. Kali ini ia menyebut jika sistem proporsional tertutup sama saja seperti membeli kucing dalam karung.
ADVERTISEMENT
“Sistem proporsional tertutup itu kan memilih wakil-wakil rakyat hanya lewat tanda-tanda gambarnya. Itu sama saja dengan mengambil hak rakyat untuk memilih langsung wakil-wakilnya. Seperti beli kucing dalam karung,” tegas Andi, saat mendampingi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bersilaturahmi bersama kader partai di Restoran Taman Indah, Colomadu, Karanganyar, Minggu (01/01/2023).
Para wakil rakyat yang terpilih nantinya, sambung Andi, juga belum tentu mengenal konstituen.
“Mereka nantinya hanya akan jadi kader-kader jenggot. Akarnya ke atas bukan ke bawah.”
Sistem proporsional tertutup, menurut Andi, juga tidak sejalan dengan sikap Partai Demokrat yang selalu mendorong kadernya untuk turun ke bawah bersama rakyat. Hal itu, lanjutnya, selalu ditekankan SBY kepada semua kader partai.
ADVERTISEMENT
“Untuk menangkap, mendengarkan aspirasi rakyat, dan memperjuangkannya. Untuk itu kami tidak setuju jika sistem proporsional tertutup itu diterapkan dalam Pemilu 2024. Kami tegas menolaknya,” tandas Andi.
Ia pun mengajak masyarakat menolak rencana penerapan sistem tersebut dalam Pemilu 2024, karena proporsional tertutup adalah bentuk kemunduran demokrasi sekaligus upaya pembodohan publik.
“Sistem ini tidak akan melahirkan pemimpin-pemimpin terbaik, yang dekat dan disukai rakyat. Masyarakat akan dipaksa memilih para pemimpinnya secara tidak ideal,” kata Andi.
(Agung Santoso)