Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Ulang Tahun ke-73, Dalang Ki Anom Suroto Gelar Pementasan Wayang Kulit Daring
22 Agustus 2021 14:17 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
SOLO-Dalang kondang asal Solo, Ki Anom Suroto merayakan ulang tahunnya ke -73 pada Sabtu malam (21/08/2021). Dia menggelar pementasan wayang kulit yang disiarkan melalui fasilitas daring.
ADVERTISEMENT
Pementasan wayang kulit tersebut digelar dari padepokannya yang berada di Ndalem Timasan. Putranya, Ki Bayu Aji Pamungkas menjadi dalang dalam pementasan tersebut.
Sejumlah tamu hadir secara terbatas dalam pementasan tersebut. Beberapa diantaranya adalah kerabat Keraton Solo KGPH Puger dan pemilik perusahaan kuliner Wong Solo Group , Puspo Wardoyo.
Dalam pementasan daring pada malam itu, Ki Bayu Aji membawakan lakon Banjaran Narayana. Saat adegan gara-gara, Puspo Wardoyo sempat memberikan tali asih untuk para kru di pementasan tersebut.
Di usianya yang telah mencapai 73 tahun itu, Anom Suroto masih sangat bersemangat untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan. Semangatnya tidak padam meski dunia seni pertunjukkan sangat terdampak pandemi COVID-19.
"Saya sangat optimis wayang kulit akan terus eksis," katanya di sela-sela kegiatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang saat ini dia lakukan adalah pemanfaatan teknologi. Seperti dalam pementasan malam itu, dia menyiarkannya secara langsung dengan menggunakan platform Youtube.
Menurutnya, wayang kulit merupakan salah satu kesenian yang dinamis dan luwes sehingga bisa menyesuaikan perkembangan zaman.
"Wayang tidak akan lekang karena panas dan tidak akan lapuk oleh hujan," kata Anom Suroto.
Salah satu tamu dalam pertunjukkan tersebut, Puspo Wardoyo mengatakan bahwa dia memang memiliki perhatian khusus di bidang seni tradisi.
"Saya pernah kuliah di Akademi Seni dan Karawitan Indonesia (ASKI) Solo," kata Puspo. Kampus tersebut merupakan cikal bakal Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.
(Agung Santoso)