Konten Media Partner

Upaya Kikis Stigma Negatif Pondok Ngruki Lewat Buku Berisi Kiprah Santri

22 Mei 2022 15:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bedah buku 'Kiprah Santri Ngruki untuk Negeri' di Pondok Ngruki, Sukoharjo, Minggu (22/05/2022). FOTO: Fernando Fitusia
zoom-in-whitePerbesar
Bedah buku 'Kiprah Santri Ngruki untuk Negeri' di Pondok Ngruki, Sukoharjo, Minggu (22/05/2022). FOTO: Fernando Fitusia
ADVERTISEMENT
SUKOHARJO - Serangkaian acara digelar guna memperingati setengah abad berdirinya Pondok Pesantren Islam Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo yang berpuncak pada 19 Agustus 2022. Salah satunya adalah bedah buku ‘Kiprah Santri Ngruki untuk Negeri’ yang digelar di kompleks pesantren tersebut pada Minggu (22/05/2022).
ADVERTISEMENT
Bedah buku ini menghadirkan narasumber lulusan Pondok Ngruki, yang terdiri dari berbagai profesi dan terlibat dalam penulisan buku tersebut. Mulai pengusaha, akademisi hingga seniman.
Sebanyak 1.400 santri dan santriwati hadir dalam bedah buku yang dibuka untuk umum tersebut.
“Penulisan buku ini dimaksudkan agar santri terinspirasi para alumni yang berkiprah di dunianya masing-masing dan dapat mewarnai lingkungannya,” ungkap Anas Kamaludin, Sekretaris Alumni Pondok Pesantren Islam Al Mukmin, Ngruki.
Menurut Anas, penulisan buku tersebut adalah inisiatif Ikatan Alumni Ponpes Islam Al Mukmin (Ikappim) Ngruki. Buku berisi kompilasi tulisan 21 alumni itu juga sudah dipublikasikan kepada alumni dan diperjualbelikan secara bebas.
Para santri mengikuti acara bedah buku. FOTO: Fernando Fitusia
Anas berharap, pihaknya bisa menyampaikan pesan kepada khalayak melalui buku ini. Bahwa alumni Ngruki turut berkiprah positif di masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin memberi pemahaman bahwa Ngruki dan alumninya banyak membawa manfaat untuk umat dan masyarakat. (Perilaku) negatif alumni itu persentasenya sangat sedikit dibandingkan positifnya,” imbuh Anas.
Anas mengeklaim, kepercayaan masyarakat kepada Pondok Ngruki kian kuat dan meningkat.
“Sebenarnya isu-isu negatif ini sudah berkurang. Orang lebih objektif, tidak percaya berita begitu saja. Misalnya sarang teroris-lah, radikalisme-lah atau stigma negatif terhadap lembaga maupun alumninya,” paparnya.
Buku 'Kiprah Santri Ngruki untuk Negeri' berisi kompilasi tulisan 21 alumni Pondok Ngruki. FOTO: Fernando Fitusia
Diutarakan Anas, pembelajaran di Pondok Ngruki kini sudah sesuai kebijakan Kementerian Agama (Kemenag).
“Jadi kurikulum sudah seperti Departemen (Kementerian) Agama seperti apa adanya, ditambah dengan pelajaran pondok. Jadi beban pelajarannya 2 kali lipat dari sekolah umum, karena yang namanya pondok pesantren harus diajarkan pelajaran agama yang kuat,” urai Anas.
ADVERTISEMENT
(Fernando Fitusia)