Meroketnya Harga Emas akibat Konflik Rusia-Ukraina

Bennaya Jonathan Raja Partogi Siagian
Siswa SMA Kanisius Jakarta
Konten dari Pengguna
7 Mei 2022 17:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bennaya Jonathan Raja Partogi Siagian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi pribadi

Latar Belakang

ADVERTISEMENT
Sejak Revolution of Dignity tahun 2014 silam, hubungan Rusia dengan Ukraina semakin memanas. Ketegangan geopolitik ini terus diikuti oleh serangkaian peristiwa yang memperkeruh hubungan bilateral keduanya, seperti aneksasi Rusia atas Krimea dan dukungan Rusia untuk kelompok separatis di provinsi tenggara Donetsk dan Luhansk yang menentang pemerintah Ukraina. Pada 24 Februari 2022 lalu, konflik Rusia-Ukraina kembali merebut perhatian dunia ketika Vladimir Putin memutuskan untuk melancarkan ‘operasi militer khusus’ di sebelah timur Ukraina. Selain mempertajam perselisihan yang telah ada, invasi ini memicu gejolak terhadap pasar keuangan dan perekonomian global. Salah satu akibat yang ditimbulkan adalah melambungnya harga emas.
ADVERTISEMENT
Secara umum, harga emas dunia naik lebih dari US$ 40 atau senilai Rp579.946,00. Pada periode pascainvasi (bulan Maret hingga minggu kedua bulan April), harga emas dunia terus melesat hingga mencapai level tertingginya sejak sembilan belas bulan terakhir. Terbukti bahwa pada tanggal 19 April pagi, harga emas di pasar spot ditutup pada harga US$ 1.976,56 per troy ons.

Aset Safe Haven dan Tren Kenaikan Harga Emas

Logam mulia atau emas adalah investasi yang praktis, mudah, dan dapat dimanfaatkan untuk tujuan menengah atau jangka panjang. Emas, sebagai salah satu sarana lindung nilai tertua yang telah ada sejak mata uang diciptakan, mempunyai beberapa keunggulan. Di antaranya meliputi imbal hasil yang cukup menjanjikan (minimal dalam jangka waktu lima tahun), pencairan yang mudah, dan harganya yang cenderung naik (meskipun turun, tidak signifikan). Oleh karenanya, emas dikenal sebagai salah satu aset safe haven.
ADVERTISEMENT
Istilah tersebut mengacu pada jenis aset atau investasi yang dapat mempertahankan harga/nilainya dalam kondisi ketidakstabilan bahkan penurunan ekonomi. Investasi seperti ini diyakini menjadi opsi yang aman bagi para investor karena tidak berkorelasi dengan ekonomi, dalam artian bahwa suatu krisis keuangan tidak akan mengurangi nilai dari investasi ini. Ciri khas safe haven ini membuat emas dikejar-kejar investor di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi serta kenaikan harga komoditas pokok saat ini. Dengan demikian, eskalasi tingkat ketegangan geopolitik internasional akibat perang Rusia-Ukraina menjadi penyebab utama tren positif harga emas di tahun 2022.

Kecenderungan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Setelah mengalami kenaikan yang signifikan, belakangan ini harga emas turun kembali ke bawah US$ 1800 setelah konflik mulai mereda. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, akan terus terjadi konsolidasi (peningkatan) atau koreksi (penurunan) harga emas seiring dengan perubahan tensi perang . Salah satu faktor penyebab terjadinya penurunan adalah karena naiknya suku bunga acuan Amerika Serikat secara agresif oleh The Fed pada bulan Mei dan Juni mendatang . Tingginya suku bunga dapat meningkatkan dolar namun juga meningkatkan peluang kerugian pemegang emas, yang membuat emas kurang kompetitif terhadap investasi berbunga. Faktor lainnya adalah bahwa pasar sudah mulai dapat ‘merasakan’ tanda-tanda berakhirnya perang. Asumsi ini diperkuat oleh fakta bahwa tenaga militer Rusia kesulitan untuk mempenetrasi pertahanan Ukraina; upaya mereka yang terus-menerus mengepung perkotaan tampak tidak efektif jika dibandingkan dengan anggaran yang terkuras akibat perang dan kemerosotan ekonomi akibat resesi.
ADVERTISEMENT
Dalam jangka panjang, emas menunjukkan kecenderungan bullish atau tren naik, terlebih apabila kementrian luar negeri Rusia dan Ukraina belum bisa mengadakan dialog-dialog yang berarti atau membuat keputusan yang tegas di kontestasi politik internasional. Ini sangat mungkin karena Rusia maupun Ukraina sejatinya merupakan eksportir kunci dari banyak komoditas, termasuk minyak.

Solusi untuk Investor

Pendekatan terbaik untuk para investor adalah dengan menekan exposure atau risk seminimal mungkin dan mulai mempertimbangkan ekuitas emas - yang sebenarnya masih tergolong murah namun begitu berpengaruh terhadap kenaikan harga emas. Perlahan tapi terus menerus, juga dapat membeli lebih banyak ketika terjadi penurunan sesuai alokasi yang diinginkan.
Bagi investor yang belum mulai terjun ke pasar emas, perlu diingat bahwa volatilitas akan terus berlanjut, dan perjalanan ke depan akan sangat bergelombang. Tidak menutup kemungkinan bahwa akan terjadi kemunduran dan gejolak yang tiba-tiba karena reaksi pasar yang berlebihan terhadap peristiwa geopolitik. Emas sebagai nilai lindung inflasi yang menguntungkan pedagang dan terbebas dari potensi gangguan pasokan dari Rusia – salah satu produsen logam terbesar dunia – masih memiliki ruang untuk kenaikan harga. Dengan demikian, investor sebaiknya berinvestasi ke emas untuk ‘melindungi’ kekayaan mereka, cukup 10-15% dari keseluruhan portfolio.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Konflik Rusia-Ukraina merupakan penyebab utama menguatnya harga emas, terutama sejak invasi Ukraina di akhir bulan Februari 2022. Tren kenaikan harga tersebut dipicu oleh kekhawatiran para pelaku pasar terhadap ketidakstabilan politik dan ekonomi, sehingga cenderung mengincar dan berinvestasi di aset-aset safe haven yang aman dan stabil terlepas dari penurunan ekonomi yang terjadi. Dalam jangka pendek, harga emas akan terus mengalami konsolidasi dan koreksi, tergantung dari fluktuasi tensi perang. Dalam jangka panjang, harga emas diperkirakan menunjukkan kecenderungan bullish atau tren naik. Investor disarankan untuk meminimalisir risiko dan mulai mempertimbangkan ekuitas emas, sedangkan investor baru yang belum berpengalaman di pasar emas, harus selalu mempertimbangkan volatilitas dan gejolak di masa mendatang.