Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kopi Arabika Solok Selatan, Primadona Kopi dari Minang
29 April 2018 19:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Benny Kurnia Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumatera menghasilkan banyak kopi yang khas, seperti kopi Gayo dari Aceh, serta Sidikalang dan Mandheling dari Sumatera Utara. Namun, selain nama-nama itu, ada juga kopi dari Sumatera Barat yang tidak kalah nikmatnya, yaitu Solok Selatan.
ADVERTISEMENT
Ditilik dari namanya, sudah bisa ditebak bahwa kopi ini berasal dari Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Kopi Solok Selatan merupakan kopi jenis arabika dengan grade speciality coffee alias kopi premium.
Kopi ini memiliki karakter yang berbeda dibanding kopi arabika lainnya di Indonesia. Rasanya lebih ringan dan memiliki aroma rempah yang lebih dominan. Selain itu, dalam kopi ini juga ada karakter rasa lemon dan coklat. Beberapa barista mengatakan bahwa kopi ini memiliki karakter yang mirip dengan kopi-kopi Afrika.
Selain mulai dikenal di kalangan pecandu kopi nasional, kopi ini juga telah merambah mancanegara. Thailand, Australia, dan Italia disebut sebagai salah satu pasar ekspor kopi ini.
Kopi arabika Solok Selatan ditanam di kawasan Danau Kembar dan kaki Gunung Talang, Kabupaten Solok, pada ketinggian sekitar 1.200-1900 meter dari permukaan laut. Kopi ini diproduksi secara tradisional oleh para petani kopi.
ADVERTISEMENT
Prosesnya pun secara organik karena menggunakan pupuk alami dan dirawat tanpa menggunakan pestisida. Selain itu, unsur hara di kawasan pegunungan di Solok tergolong tinggi, sehingga pohon kopi dapat tumbuh dengan subur.
Saat ini, minat para petani di Solok untuk menanam kopi terus meningkat. Tidak hanya kopi arabika, petani di Solok juga menanam kopi robusta di dataran yang lebih rendah. Dengan perkebunan kopi seluas 3.500 hektar, Kabupaten Solok pada tahun 2017 telah menghasilkan lebih dari 2.000 ton biji kopi.
Pemerintah setempat memang tengah giat mengembangkan industri kopi dengan memberikan berbagai bantuan, seperti pupuk organik, pelatihan budidaya, dan infrastruktur pengolahan.
Dengan pola pertanian organik dan seleksi kualitas yang baik, ke depannya diharapkan kawasan Solok Selatan terus mampu menghasilkan kopi berkualitas tinggi sehingga semakin dikenal oleh masyarakat luas, tidak hanya nasional, tetapi internasional.
ADVERTISEMENT