Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Orang California Piawai Bermain Gamelan
18 Maret 2018 20:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Benny Kurnia Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gamelan Sekar Jaya pada Festival Yerba Buena, San Francisco (Wikipedia)
ADVERTISEMENT
Kepiawaian bermain gamelan ternyata bukan hanya didominasi oleh orang Jawa, Bali, dan Sunda saja. Orang Amerika juga banyak yang jago memainkan alat musik tradisional ini.
Di negeri Paman Sam, gamelan merupakan salah satu alat musik yang populer. Terdapat banyak sekali ansambel gamelan yang tersebar hingga ke seluruh negara bagian. California merupakan salah satu negara bagian dengan kelompok gamelan paling banyak. Setidaknya ada 15 kelompok gamelan Jawa, Bali, dan Sunda di negara bagian yang dulu pernah dipimpin oleh Arnold Schwarzenegger ini. Satu di antaranya sudah sangat terkenal, yaitu kelompok Sekar Jaya di Berkeley (dekat San Francisco) yang merupakan kelompok gamelan Bali tertua di Amerika Serikat dan didirikan tahun 1979.
Sebagian lainnya berada di California bagian selatan, yaitu di sekitaran kota Los Angeles. Mereka pada umumnya berada di kampus-kampus yang memiliki perangkat gamelan, seperti University of California (UC) Los Angeles/UCLA, UC Santa Barbara, California Institute of Arts (CalArts), Loyola Marymount University (LMU), dan Pomona College. Saat bertugas selama tiga tahun di Los Angeles, sempat berinteraksi dengan beberapa kelompok gamelan tersebut. Pada umumnya mereka beranggotakan anak muda, mahasiswa, dan pemerhati seni musik, serta berasal dari berbagai ras.
Gamelan Sinar Surya, Santa Barbara (gamelansb.com)
ADVERTISEMENT
Ada beberapa alasan mereka tertarik dengan alat musik tradisional ini. Gamelan dinilai unik, sehingga memancing rasa ingin tahu untuk mencoba dan pada akhirnya menekuni tekniknya. Tingkat kompleksitasnya yang tinggi memacu kreativitas dan imajinasi, khususnya bagi yang suka bereksperimen mengembangkan seni kreasi. Gamelan juga dianggap kental nuansa mistis khas budaya tradisional. Selain itu, mempelajari gamelan juga memungkinkan mereka untuk mendalami pula atau setidaknya bersinggungan dengan tarian tradisional karena keduanya kerap tampil bersama.
Tidak hanya dipelajari dalam konteks kelompok musik, gamelan juga menjadi program kuliah. Salah satunya di Fakultas Musik CalArts yang menawarkan program master bernama Balinese and Javanese Music and Dance. Tidak hanya teknik bermain gamelan yang dipelajari, melainkan juga sejarah, keterkaitan, dan peran gamelan dalam kehidupan tradisional masyarakat di Jawa dan Bali. Terdapat dua dosen senior asal Indonesia yang mengajar di sini, yaitu Dr. I Nyoman Wenten dan Djoko Waluyo. Masing-masing juga membina kelompok gamelan Burat Wangi (Bali) dan Kyai Doro Dasih (Jawa) yang sebagian besar beranggotakan orang asing.
Dr. I Nyoman Wenten melatih gamelan di CalArts (calarts.edu)
ADVERTISEMENT
Guna menyalurkan kreasi para mahasiswanya, setiap tahun CalArts menyelenggarakan festival musim semi. Hadir selama tiga tahun berturut-turut, saya menyaksikan riuhnya sambutan penonton, yang sebagian besar merupakan musisi, akademisi, dan pemerhati seni, membuktikan sendiri piawainya kedua kelompok ini bermain gamelan.
Pagelaran gamelan pada CalArts Spring Festival 2015 (dok. pribadi)
Bagaimana dengan di Indonesia? Barangkali banyak yang setuju jika dikatakan bahwa perhatian kaum milenial Indonesia terhadap alat musik tradisional, termasuk gamelan, masih cukup terbatas. Sudah sepatutnya, para generasi penerus bangsa turut berperan dalam menjaga dan memelihara kelestarian seni dan budaya tradisional Indonesia. Jika tidak, bukan khayalan aneka kesenian tradisional Indonesia nan indah itu, di masa depan hanya akan menjadi sejarah dan kenangan.
ADVERTISEMENT