Dolar Amerika Serikat yang Perkasa

Konten dari Pengguna
25 Mei 2020 11:33 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Benny Sudrata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Sejarah panjang penggunaan alat tukar sebagai media pertukaran antara satu barang/jasa dengan barang/jasa lainnya sungguh sulit untuk diambil kesimpulan di manakah atau oleh siapakah alat tukar itu mulai digunakan.
ADVERTISEMENT
Alat tukar bisa digunakan sebagai media yang efektif jika media itu bisa diterima oleh pihak-pihak yang melakukan transaksi. Di dalam transaksi pertukaran secara tidak langsung (bukan barter) yang menggunakan media tertentu hanya akan berjalan kalau ada unsur yang paling esensial ini: “TRUST”.
Tanpa adanya trust terhadap media itu maka pertukaran tidak akan terjadi. Pertukaran secara ekonomi selalu melibatkan barang/jasa yang berharga (mempunyai nilai ekonomi), barang/jasa yang dianggap berharga oleh setiap unit masyarakat dan di dalam zaman tertentu berbeda-beda sehingga muncullah alat tukar yang berbeda-beda di seluruh unit masyarakat dan budaya.
Ada yang menggunakan kulit kerang, garam, gandum, logam, ternak, dan lain-lain. Sebagai standar dan sekaligus media untuk pertukaran barang/jasa. Dari semua alat tukar masa lalu tersebut yang paling menarik saya adalah SHEKEL.
ADVERTISEMENT
Shekel adalah koin yang digunakan di Mesopotamia pada zaman Hamurabi. Nilai Shekel ini ditentukan atau ekuivalen dengan berat tertentu dari barly (gandum). Tidak hanya penentuan nilainya yang menarik dari cikal bakal mata uang modern ini tetapi ada perlindungan hukum yang menata keberadaannya.
Mata uang ini juga dilindungi dengan HAMURABI CODE, yang di dalamnya tertera pula adanya suku bunga, utang, dan hukuman bagi yang melanggar ketentuan code ini.
Dengan melihat sekilas sejarah evolusi tentang terjadinya alat tukar ini atau yang kita kenal sekarang dengan istilah UANG, kita bisa melihat hampir di semua budaya yang mempunyai alat/media pertukaran berbeda-beda karena banyak sekali alasan dan sejarah yang melatarbelakanginya.
Dengan berdirinya institusi negara yang berperan dalam mengendalikan alat tukar karena alasan untuk pengendalian demi kemakmuran dan juga merupakan lambang kedaulatan negara dalam mengelola urusan domestiknya, maka yang terjadi berikutnya adalah: Seperti kita lihat sekarang setiap negara mempunyai mata uangnya sendiri-sendiri.
ADVERTISEMENT
Peran uang pada zaman dahulu hanya ditujukan buat alat tukar untuk menghindari betapa sulitnya untuk mencari lawan barter di dalam suatu transaksi.
Pada saat ini uang perannya semakin luas. Uang selain sebagai alat tukar digunakan pula sebagai alat untuk menabung, alat untuk pinjam-meminjam dan sebagai komoditi yang bisa diperdagangkan dan terakhir menjadi alat politik.
Karena masing-masing negara mempunyai mata uangnya sendiri-sendiri maka timbullah masalah nilai tukar antar mata uang di dalam transaksi perdagangan Internasional.
Pada saat saya menempuh mata pelajaran Ekonomi Internasional, dosen saya mengatakan kepada mahasiswanya bahwa impian beliau dan mungkin merupakan impian banyak orang adalah: “Adanya mata uang tunggal dunia”, akan tetapi beliau juga menunjukkan betapa sulitnya hal itu dapat dicapai.
ADVERTISEMENT
Apakah Dolar Amerika Serikat sekarang sudah menjadi mata uang dunia? Pertanyaan menarik yang akan menjadi topik bahasan utama di dalam tulisan ini.
Sejarah kekuatan mata uang Dolar Amerika Serikat (USD) tidak terlepas dari kejadian perang dunia pertama dan perang dunia kedua. Pada saat perang dunia pertama berkecamuk (1914-1918), episentrum peperangannya ada di daratan Eropa walaupun Amerika Serikat turut terlibat di dalam peperangan tersebut. Kerusakan infrastruktur fisik dan sosial yang terjadi di Eropa sangat hebat.
Belum genap 20 tahun kemudian dengan diselingi GREAT DEPRESSION (1929-1933), terjadi pula perang dunia kedua (1939-1945) dalam perang dunia kedua ini melibatkan Jepang.
Kedua perang tersebut menghancurkan infrastruktur fisik, sosial, dan ekonomi negara-negara di Eropa, Amerika Serikat tidak mengalami kerusakan infrastruktur fisik walaupun infrastruktur ekonominya terkena imbas yang disebabkan mitra dagangnya di Eropa mengalami kemunduran ekonomi karena 2 perang dan great depression.
ADVERTISEMENT
Sebagai akibat dari dua perang dunia tersebut negara-negara di Eropa barat (yang di bawah kendali Amerika Serikat) membutuhkan banyak sekali barang-barang dan jasa-jasa untuk membangun negaranya untuk bangkit lagi dari kerusakan perang yang sudah mereka menangkan.
Pada saat itu, infrastruktur produksi di Eropa praktis sudah lumpuh. Untuk membeli barang-barang dari Amerika Serikat, negara-negara Eropa barat membutuhkan uang. Di mana mata uang mereka pada saat sesudah perang sudah kurang dihargai karena ekonominya rusak berat. Di samping itu, industri-industri di Amerika Serikat hanya mau menerima uang dalam bentuk USD atau emas.
Pada saat itu negara-negara Eropa Barat sudah kehabisan cadangan emasnya. Emas yang dimiliki Negara Eropa Barat sudah habis digunakan untuk membayar pembelian persenjataan dari Amerika Serikat untuk menghadapi Jerman.
ADVERTISEMENT
Sesudah perang dunia pertama dan kedua praktis Amerika Serikat menjadi negara pemegang cadangan emas terbesar di dunia. Untuk membantu pembangunan di Eropa Barat agar tidak jatuh ke genggaman Rusia yang komunis maka pemerintah Amerika Serikat membentuk program untuk membangun Eropa Barat dengan Marshall Plan (1948) dan kemudian Dodge Plan untuk Jepang (1949).
Di dalam program pembangunan negara-negara di Eropa Barat dan Jepang, negara-negara tersebut sudah tidak punya cukup uang (dalam artian uang yang dipercaya) oleh Amerika Serikat. Dengan Marshall Plan dan Dodge Plan, mata uang yang digunakan adalah USD di mana mata uang USD dikaitkan dengan harga emas (gold standard) dan sekaligus USD diperlakukan sebagai RESERVE CURRENCY (mata uang cadangan resmi anggota IMF).
ADVERTISEMENT
Sebenarnya menurut pandangan saya pada saat inilah dimulainya KEPERKASAAN USD. Keperkasaan ini ditopang pula oleh Marshall Plan dan Dodge Plan, negara-negara yang dibantu terpaksa membeli barang dari Amerika Serikat yang kebetulan pada saat itu fasilitas industrinya paling siap untuk menjadi sumber pasokan barang dan jasa untuk dunia.
Maka mengalirlah keuntungan-keuntungan bisnis ke Amerika Serikat yang membuat Amerika Serikat semakin makmur dan secara langsung memperkuat USD.
Masa panen Amerika Serikat ini tidak selamanya berjalan mulus. Disebabkan perang dingin, di mana politik Amerika Serikat membendung paham komunis di dunia, Amerika Serikat terlibat perang di Vietnam yang menghabiskan dana sangat besar, sampai-sampai persyaratan cadangan emas yang dibuat IMF dilanggar yang membuat negara-negara sekutunya mulai meragukan kekuatan USD sebagai cadangan devisanya, mereka menukarkan USD-nya menjadi emas.
ADVERTISEMENT
Karena terjadi pelepasan cadangan USD maka berakibat pada semakin besarnya peredaran USD dan mendorong terjadinya inflasi yang cukup tinggi di dalam negeri Amerika Serikat. Untuk mengatasi inflasi ini, Nixon, Presiden Amerika Serikat pada saat itu, membuat keputusan drastis dengan melepaskan kaitan USD dengan emas (meninggalkan gold standard, 1971).
Pencabutan standar emas yang dilakukan oleh Nixon tidak menghapus status USD sebagai reserve currency. Sejak saat itu USD tidak ada kaitan dengan harga emas. Kalau USD tidak ada kaitannya dengan emas lantas bagaimana cara menilai kekuatan USD?
Mata uang sebuah negara pada umumnya didasarkan pada undang-undang Bank Sentral masing masing negara (mata uang dilindungi dengan UU, seperti Shekel). Kalau mata uang tersebut nilainya tidak dikaitkan dengan komoditi seperti emas lantas nilainya dari mana?
ADVERTISEMENT
Kita kalau pergi ke bank maka kita akan melihat papan di bank, KURS HARI INI. Di mana nilai mata uang rupiah dapat ditukarkan dengan mata uang lainnya seperti Yen Jepang, Poundsterling Inggris, Euro atau mata uang lainnya. Kalau kita tanya dari mana datangnya Kurs tersebut?
Jawabannya adalah mata uang acuan yang dianggap sebagai mata uang jangkar yaitu: USD. Jadi semua mata uang tersebut dikaitkan dengan USD lalu dihitung menjadi mata uang lainnya. Mengapa demikian?
Kalau kita tidak mempunyai satu acuan sebagai dasar pertukaran antara mata uang dunia maka sangat sulit untuk menetapkan kurs mata uang secara bilateral. Syarat mata uang dapat dijadikan sebagai acuan salah satunya adalah likuiditas mata uang tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan ditetapkannya USD sebagai Reserve Currency maka secara tidak langsung mengakui USD sebagai mata uang ke dua dari negara-negara anggota IMF. Dengan demikian bank-bank komersial tidak salah menggunakan Kurs Hari Ini-nya dengan dasar perhitungan USD sebagai basis.
IMF mempunyai efek yang disebut Special Drawing Right, efek ini di-back up dengan beberapa mata uang kuat dengan porsi sebagai berikut: USD 41,73%, Euro 30,93%, Renminbi 10,93%, Yen 8,33% dan Poundsterling 8,09%.
Di dalam negeri kita, USD sering dijuluki sebagai APEL WASHINGTON, SI GONDRONG, SI BOTAK (mengacu pada gambar Ben Franklin).
Pecahan uang 100 dolar Amerika. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Begitu kuatnya kepercayaan orang pada USD sampai-sampai operasi CIA di pedalaman Afghanistan pun berbekal USD untuk membayar kepala suku setempat supaya mau memberikan informasi yang mereka butuhkan. Tidak kalah pula teroris di perairan Sudan pun meminta USD sebagai tebusan untuk melepas sandera yang mereka tangkap.
ADVERTISEMENT
Kalau kita berpergian ke luar negeri tour leader-nya sering mengatakan bawalah USD, karena mata uang ini diterima di mana pun. Kalau kita membeli tiket ke luar negeri pun dasar perhitungannya selalu menggunakan USD. Untuk mencapai TRUST LEVEL seperti yang disandang oleh USD pada saat ini tidaklah mudah.
Selain faktor sejarah yang sudah saya uraikan pada alinea sebelumnya, berikut ini saya akan menjelaskan secara singkat faktor apalagi yang menjadi dasar penting agar mata uang seperti USD bisa mendapatkan kepercayaan dunia.
Karena mata uang suatu negara selalu didasarkan pada Undang-Undang maka untuk menjaga kekuatan nilai mata uang suatu negara dibutuhkan stabilitas politik negara yang bersangkutan untuk menjamin undang-undang tersebut diimplementasikan sesuai denga apa yang tertulis.
ADVERTISEMENT
Suatu mata uang akan disukai oleh pasar kalau mempunyai likuiditas yang tinggi. Untuk mendapatkan status "mempunyai likuiditas yang tinggi" maka harus mempunyai volume perdagangan barang dan jasa yang besar dengan konsekuensi harus menyediakan alat tukar yang memadai supaya perdagangan barang dan jasanya bisa lancar.
Negara pemilik mata uang yang bisa dipercaya hanyalah negara yang mampu menjaga keamanan negaranya tetap berdiri dan orang-orang di dalam negerinya berkecukupan/bahagia. Untuk mencapai level ini dibutuhkan kekuatan-kekuatan hard power, soft power, dan smart power yang baik.
Dan masih banyak lagi hal-hal lain yang dibutuhkan untuk mencapai status mata uang kuat. Yang semuanya berujung pada TRUST yang akan diterima sebagai imbalan dari usaha jerih payah untuk menegakkan semua penopang kepercayaan yang beberapa di antaranya sudah saya uraikan. Di dalam hal ini USD bisa kita anggap memenuhi kriteria yang saya uraikan di atas.
ADVERTISEMENT
Uni Soviet berantakan bukan karena terkena Rudal Amerika Serikat tetapi karena nilai mata uangnya, Rubel, merosot tajam yang mengakibatkan dia tidak bisa lagi menopang negara-negara satelitnya dan keadaan di dalam negerinya berantakan.
Stabilitas di negara-negara Amerika Latin sangat rapuh karena nilai mata uangnya tidak stabil dikaitkan dengan USD. Yang terakhir adalah Venezuela mata uangnya sudah tidak punya nilai, bahkan tidak bisa ditukar dengan USD sehingga kalau mau ke pasar harus membawa lori untuk membawa uang kertas hanya untuk mendapatkan 1 kilogram gandum.
Negara-negara di Asia seperti, Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Korea pun pernah kena dampak keperkasaan USD pada tahun 1997/1998. Walaupun faktor lain banyak berperan tapi ujung krisisnya adalah turunnya nilai mata uang kita terhadap USD.
ADVERTISEMENT
Dengan munculnya Cryptocurrency apakah bisa melemahkan dominasi mata uang USD? Saya kira Cryptocurrency ini justru akan menjadikan USD semakin kuat, di mana lalu lintas uang menjadi borderless, level kepercayaan negara-negara di dunia masih tetap pada kekuatan USD dan teknologi yang menjadi basis Cryptocurrency mereka kuasai dengan baik maka dominasi pemakaian USD akan semakin cepat, besar dan aman.
Jadi dengan munculnya Cryptocurrency justru menjadi faktor yang menambah kekuatan USD. Kalau kita membaca teks di dalam lembar USD “IN GOD WE TRUST” seharusnya sebelum Nixon membatalkan kaitan dolar dengan emas “IN GOLD WE TRUST”. Mungkin sebentar lagi akan segera berubah menjadi “IN CODE WE TRUST” (moto dari Cryptocurrency). Di mana uang kertas akan hilang digantikan dengan computer code. Di mana kehadirannya sudah mulai kita rasakan.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan judul tulisan ini, Dolar Amerika Serikat yang Perkasa, maka saya mengatakan sebagai berikut: Selama kita masih menggunakan Google, Facebook, Instagram, WA, Microsoft, Zoom, dan semua perangkat lunak lainnya serta kita masih menonton Netflix, CNN, CNBC, film Hollywood dan mengirim anak kita bersekolah ke Amerika Serikat di tambah lagi kalau kita masih makan Kentucky Fried Chicken, McDonald's, dan membeli barang di Amazon, pergi tour ke Amerika Serikat dan lain-lain masih banyak lagi, selama itu juga USD akan perkasa dan kita adalah salah satu penopangnya setianya.