Ubah Stigma Negatif Melalui Film Dokumenter

Bentala News
IG : @Bentalanews LINE@: @qgy2821o Twitter: @bentalanews FB: Bentala
Konten dari Pengguna
31 Maret 2018 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bentala News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ubah Stigma Negatif Melalui Film Dokumenter
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sutradara film dokumenter “Maha Guru Tan Malaka”, Daniel Rudi Heryanto, saat mengisi sesi diskusi usai pemutaran film di Kafe Gazebo Literasi, Malang, Kamis (29/3/2018). Menurutnya selama ini Tan Malaka memiliki stigma buruk di masyarakat, maka dari itu dengan adanya film ini Daniel berharap bisa mengubah stigma buruk tersebut. (Mohammad Iqbal/ Bentala)
ADVERTISEMENT
BENTALA, Malang – Pemutaran perdana film pendek dokumenter “Maha Guru Tan Malaka” karya Sutradara Daniel Rudi Heryanto, sukses diputar di Kafe Gazebo Literasi, Malang, Kamis (29/3/2018). Menurut Daniel, Film yang digarap sejak Oktober 2017 lalu ini merupakan sebuah upaya mendekostruksi pemikiran banyak orang terhadap pahlawan nasional asal Sumatera Barat tersebut.
Film dokumenter yang dikemas dengan perpaduan video blog (vlog) dan animasi teknik arsir ini diperankan oleh Rolando Oktavio sebagai Marco, yang merupakan mahasiswa asal Indonesia dan sedang kuliah di Perancis. Dengan dikemas ala vlogers traveller, film dokumenter tersebut tetap konsen menceritakan bagaimana kehidupan Tan Malaka selama menempuh pendidikan di Belanda.
Bukan tanpa sebab, sutradara yang menyelesaikan studinya di Jurusan Dokumenter Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tersebut membuat film dokumenter tentang Tan Malaka. Ia menjelaskan, ketertarikannya terhadap sosok Tan Malaka sudah hadir dibenaknya kala ia membaca buku Pelajaran Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) di masa sekolah dasar.
ADVERTISEMENT
“Berawal dari waktu saya SD, di buku Pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa atau PSPB itu, saya menemukan satu nama yang sunyi sebenernya, namanya itu Tan Malaka, yang kalo di buku PSPB dulu, di zaman menteri Fuad Hasan itu,” ujar Daniel menerangkan ketertarikannya terhadap Pendiri Partai Murba.
Tidak dapat dipungkiri lagi, sosok Tan Malakan selama ini seringkali muncul bersamaaan dengan stigma negatif mengenai keterlibatannya dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Oleh karenanya, film yang didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) ini menjadi upaya dalam mendekonstruksi pemikiran banyak orang terhadap tokoh yang menggagas ide Republik Indonesia, Tan Malaka.
Dalam sesi diskusi yang dilakukan usai pemutaran film, Daniel mengungkapkan bahwa peran Kemendikbud dalam hal ini sangat membantu. “Beruntung Muhadjir adalah menteri yang sangat progresif, sehingga hari ini kita bisa membuka kembali fikiran kita terkait sejarah alternatif yang selama ini masih menjadi misteri,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Mengenai rencana selanjutnya, Daniel tengah berupaya mengangkat film dokumenter tersebut kedalam layar lebar berdurasi 73 menit. “Film ini rencananya akan berdurasi 73 menit, mengacu pada semangat 73 tahun proklamasi kemerdekaan republik Indonesia. Selain itu juga sebagai sebuah dedikasi kita terhadap perjuangan Tan Malaka, hingga Indonesia bisa mencapai usia 73 tahun,” pungkasnya.
Reporter: Mohammad Iqbal
Editor: Hasna Salma