Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
10 Cara Membuat Laporan Keuangan dengan Siklus Akuntansi
27 Maret 2023 16:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara membuat laporan keuangan penting dipelajari oleh para pelaku bisnis. Pasalnya, laporan keuangan merupakan laporan yang berkaitan dengan seluruh transaksi dalam suatu perusahaan dan harus disusun pada periode tertentu.
ADVERTISEMENT
Dalam pembuatannya, laporan keuangan umumnya berpedoman pada siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah proses berulang untuk melakukan identifikasi, analisis, dan merekam setiap kegiatan akuntansi dalam sebuah perusahaan.
Cara Membuat Laporan Keuangan
Mengutip buku Ekonomi SMA/MA Kelas XII yang ditulis Indrastuti dkk., berikut tahapan siklus akuntansi yang perlu diketahui untuk menyusun laporan keuangan:
1. Identifikasi Transaksi
Akuntan harus mencatat setiap transaksi yang memiliki dampak secara langsung pada perubahan kondisi keuangan perusahaan. Setiap transaksi juga harus memiliki bukti yang sah seperti kuitansi, nota, faktur, dan bukti lainnya agar mempermudah proses identifikasi.
ADVERTISEMENT
2. Analisis Transaksi
Selanjutnya akuntan harus menganalisis transaksi dan pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan. Sistem pencatatan akuntansi yang umumnya digunakan adalah double-entry system.
Artinya, setiap transaksi harus berpengaruh pada posisi debet dan kredit dalam jumlah yang sama besar. Persamaan yang biasa dipakai yaitu: Aktiva = Kewajiban + Ekuitas.
3. Pencatatan dalam Jurnal
Jurnal adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Akuntan harus mencatat transaksi secara berurutan sesuai tanggal dan menyusunnya dengan teliti.
Ada dua jenis jurnal, yakni jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum terdiri dari kolom debit dan kredit untuk mencatat semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Sedangkan jurnal khusus terdiri dari banyak kolom dan hanya digunakan untuk mencatat transaksi sejenis dan sering terjadi.
ADVERTISEMENT
4. Posting ke Buku Besar
Buku besar berisi tentang perkiraan-perkiraan yang mengikhtisarkan pengaruh adanya transaksi keuangan terhadap perubahan sejumlah akun seperti aktiva, kewajiban dan modal perusahaan. Terdapat nomor kode tertentu yang berfungsi mempermudah proses identifikasi atau mencari referensi transaksi yang telah tercatat.
5. Menyusun Neraca Saldo
Akuntan harus memindahkan saldo yang ada di buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan. Neraca Saldo merupakan suatu daftar saldo rekening buku besar pada periode tertentu.
Pastikan bahwa saldo di Neraca Saldo sama jumlahnya. Jika tidak seimbang, berarti telah terjadi kesalahan dan akuntan harus mengidentifikasinya.
6. Membuat Jurnal Penyesuaian
Bila pada akhir periode akuntansi terdapat transaksi yang belum dicatat atau ada transaksi yang salah dan perlu disesuaikan, maka hal itu dicatat dalam jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian sifatnya periodik dengan proses serupa penjurnalan biasa.
ADVERTISEMENT
7. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Neraca Saldo penyesuaian disusun berdasarkan buku neraca saldo dan jurnal penyesuaian. Saldo yang ada terbagi menjadi kelompok aktiva dan pasiva dan disusun agar keduanya memiliki jumlah yang sama besar.
8. Menyusun Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 1, laporan keuangan terdiri dari berbagai laporan transaksi keuangan seperti neraca, laba/rugi, perubahan modal/ekuitas, arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Berikut penjelasannya:
9. Membuat Jurnal Penutup
Jurnal Penutup disusun pada akhir periode akuntansi. Rekening yang ditutup yaitu rekening nominal atau laba-rugi. Caranya adalah dengan membuat nihil rekening tersebut.
ADVERTISEMENT
Begitu rekening ditutup, Jurnal Penutup dapat dipakai untuk mengukur berbagai kegiatan yang dilaksanakan pada periode tertentu. Kemudian di periode selanjutnya jurnal ini membantu memulai kembali siklus akuntansi dari awal.
10. Membuat Neraca Saldo dan Jurnal Pembalik (Opsional)
Proses penyusunan Neraca Saldo dan Jurnal Pembalik ini boleh dilakukan maupun tidak. Tujuan pembuatan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk mendapatkan keyakinan bahwa saldo yang seimbang sudah benar dan akurat.
Sementara itu Jurnal Pembalik dibuat agar proses pencatatan beberapa transaksi tertentu, terutama yang selalu berulang, bisa menjadi lebih sederhana.
(NDA)