Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
10 Subsektor Ekonomi Kreatif di Indonesia dan Contohnya
12 Mei 2023 14:22 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Peraturan perundang-undangan tersebut mengungkapkan: “Ekonomi kreatif adalah kegiatan yang didasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan bakat individu guna menciptakan daya kreasi serta daya cipta yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan.”
Berdasarkan keterangan dalam laman resmi Kemenparekraf, terdapat 17 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia . Bagi yang ingin tahu informasinya lebih lanjut, simak uraian artikel Berita Bisnis di bawah ini hingga tuntas.
Subsektor Ekonomi Kreatif dan Contohnya
Untuk bisa mewujudkan konsep ekonomi kreatif, biasanya pemerintah akan mendukungnya dengan keberadaan industri kreatif berdasarkan subsektornya. Berikut beberapa subsektor ekonomi kreatif di Indonesia dan contohnya:
1. Pengembang permainan
Industri dan ekosistem permainan (game) lokal dinilai memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam ekonomi kreatif Tanah Air. Kemenparekraf menyebutkan, kontribusi game untuk ekonomi kreatif Indonesia pada 2017 mencapai 1,93% PDB, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 44.733.
ADVERTISEMENT
Di tahun yang sama, ada 51 pengembang game lokal baru yang dari tahun ke tahun bertambah jumlahnya. Banyak peluang yang bisa didalami dalam subsektor ini, baik sebagai pembuat maupun pemain professional.
2. Arsitektur
Kemenparekraf menegaskan, peran arsitektur di Indonesia juga sangat penting. Dalam hal budaya, keanekaragaman arsitektur lokal dan daerah menunjukkan karakter Bangsa Indonesia yang mempunyai beraneka ragam budaya.
Sedangkan dalam hal pembangunan, arsitektur juga berperan dalam merancang dasar pembangunan sebuah kota. Karena potensinya yang sangat besar, Kemenparekraf memasukkan arsitektur sebagai salah satu subsektor yang layak untuk dikelola secara lebih serius.
Saat ini, subsektor arsitektur menghadapi berbagai macam tantangan, salah satu di antaranya adalah kekurangan arsitek di Indonesia. Menurut data anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), jumlah arsitek di Indonesia hanya 15.000 orang.
ADVERTISEMENT
Angka tersebut tentunya sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta. Tantangan lain pemerintah di subsektor ini adalah para pengembang besar lebih banyak menggunakan jasa arsitek asing daripada arsitek lokal.
3. Desain interior
Penggunaan jasa desainer interior untuk merancang estetika interior hunian, hotel, dan perkantoran semakin meningkat. Sudah jelas bahwa potensi ekonomi dari industri desain interior sangat menjanjikan.
Kemenparekraf melihat ada beberapa hal yang masih perlu digarap dalam subsektor ini, antara lain adalah proteksi terhadap para pelaku kreatif desain interior di pasar domestik, adanya sertifikasi untuk menciptakan standar, dan perlindungan hak cipta.
4. Musik
Musik merupakan industri cukup menjanjikan dalam dunia showbiz. Besarnya minat dan antusiasme para musisi muda untuk terjun ke dalam bidang ini menunjukkan bahwa musik punya potensi menjadi industri yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Namun, salah satu tantangan terbesar subsektor ekonomi kreatif ini adalah maraknya pembajakan. Hal ini pun menyebabkan perkembangan industri musik di Indonesia terhambat.
5. Seni rupa
Pada subsektor ini, Indonesia mempunyai potensi terbesar baik secara kualitas, kuantitas, pelaku kreatif, produktivitas, dan potensi pasar. Seni rupa Indonesia juga sudah memiliki jaringan yang sangat kuat baik dalam negeri ataupun di luar negeri.
Berbagai festival seni rupa diadakan secara rutin, bahkan yang reputasinya diakui secara internasional. Hingga kini, sudah lebih dari 160 pelaku kreatif seni rupa Indonesia terlibat dalam forum dan acara internasional.
6. Desain produk
Desain produk merupakan proses kreasi sebuah produk yang menggabungkan unsur fungsi dengan estetika sehingga bermanfaat dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat.
Subsektor desain produk juga didukung oleh para pelaku industri yang memiliki craftmanshift andal. Para desainer produk mampu menggali dan mengangkat kearifan lokal, kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam, dalam setiap karya-karyanya.
ADVERTISEMENT
Beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk subsektor ini adalah dengan mengelola industri dari hulu ke hilir, bekerja sama dengan berbagai asosiasi untuk meningkatkan penggunaan desain produk lokal Indonesia, dan mendirikan pusat desain sebagai hub lintas sub sektor.
7. Fesyen
Tren fesyen senantiasa berubah dengan cepat. Dalam hitungan bulan, selalu muncul mode fesyen baru. Ini tak lepas dari produktivitas para desainer fesyen lokal yang inovatif merancang baju-baju model baru, dan munculnya generasi muda kreatif yang antusias dengan industri ini. Masyarakat sebagai pasar pun juga semakin cerdas dan berselera tinggi dalam memilih fesyen.
8. Kuliner
Subsektor kuliner memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu 30% dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Industri kuliner mempunyai potensi yang sangat kuat untuk berkembang, oleh karena itu pemerintah akan mendukung sub sektor ini supaya lebih maju.
ADVERTISEMENT
Beberapa pelaku industri kuliner melihat ada beberapa hal yang harus diperbaiki dan dikelola secara lebih serius. Salah satu di antaranya adalah perlunya akses perizinan usaha melalui satu pintu sehingga lebih mudah dan efektif.
9. Film, animasi, dan video
Subsektor film, animasi, dan video memiliki potensi yang bisa dikembangkan menjadi lebih baik, walaupun masih harus menghadapi berbagai tantangan.
Beberapa di antaranya adalah minimnya SDM yang benar-benar mempunyai keahlian di bidang film, sehingga pilihan untuk memperoleh tim dari sutradara, penulis skenario, kru, dan pemain film, sangat terbatas.
Permasalahan lain yang tak kalah penting adalah layar bioskop yang terbatas dan tidak merata penyebarannya, serta belum adanya proteksi terhadap hak karya cipta sehingga aksi pembajakan masih marak.
10. Fotografi
Perkembangan subsektor ini didukung oleh meningkatnya minat anak muda terhadap fotografi, seiring perkembangan media sosial dan peralatan yang makin terjangkau. Beberapa pelaku memberikan pendapatnya tentang apa yang masih harus digarap dalam bidang fotografi ini.
ADVERTISEMENT
Pertama, belum adanya perlindungan HKI terutama untuk hak penggunaan karya fotografi. Kedua, belum adanya pengarsipan karya-karya fotografi Indonesia. Dan ketiga, Kemenparekraf diharapkan bisa membantu para fotografer Indonesia mendapatkan perhatian internasional.
Selain ke-10 subsektor ekonomi kreatif di atas, Indonesia juga memiliki beberapa subsektor lainnya, yakni desain komunikasi visual, aplikasi, pengembang permainan, TV dan Radio, dan seni pertunjukan.
(NDA)