3 Wirausahawan Sukses di Indonesia yang Memulai Bisnisnya dari Nol

Ilustrasi wirausahawan sukses di Indonesia. Foto: Pixabay

Wirausahawan sukses di Indonesia tidak semuanya berasal dari keluarga kaya raya. Karenanya, tidak aneh jika menganggap para wirausahawan yang sukses dari nol adalah orang hebat dan sangat tangguh.

Dengan semangat pantang menyerah dan izin dari Tuhan Yang Maha Esa, para wirausahawan ini berhasil menjadi sukses di negaranya bahkan hingga mancanegara. Berikut kisah para wirausahawan sukses di Indonesia yang memulai usahanya dari nol.

Kisah Wirausahawan Sukses di Indonesia yang Memulai Bisnisnya dari Nol

Merangkum dari buku Biografi Tokoh-Tokoh Inspiratif (Para Pengusaha Terkaya di Indonesia), berikut beberapa kisah wirausahawan sukses di Indonesia yang memulai usahanya dari nol.

1. Bob Sadino – Pemilik Kem Chicks, Kem Foods, dan Kem Farms

Pemilik pasar swalayan Kem Chicks, Bob Sadino menjadi salah satu wirausahawan sukses di Indonesia yang membangun bisnisnya dari nol. Pada usia 19 tahun, ia harus kehilangan kedua orang tuanya.

Lantaran harus mencukupi kebutuhan sehari-harinya, ia pun memanfaatkan harta warisan yang ditinggalkan kedua orang tuanya untuk membeli sebidang tanah. Ia juga keluar dari pekerjaannya dengan tekad mau bekerja secara mandiri.

Namun sayangnya, semua rencana yang sudah Bob Sadino susun tak berjalan mulus, ia mengalami kecelakaan mobil. Hal ini pun sempat membuatnya mengalami depresi.

Dalam keterpurukannya, seorang teman datang menjenguk dan menyarankannya untuk memelihara ayam guna melawan depresi. Sejak itu, ia mulai mengembangkan usaha di bidang ternak ayam dan mencetuskan ide telur ayam negeri.

Melalui usaha ternak ayamnya, ia berhasil mendirikan Kem Chicks, Kem Foods, dan Kem Farms. Bisnisnya pun terus berkembang dan Bob menjadi pemilik tunggal pasar swalayan Kem Chicks.

Ilustrasi wirausahawan sukses di Indonesia. Foto: Pixabay

2. Ciputra – Pemilik Perumahan Citraland

Ciputra merupakan wirausahawan Indonesia di bidang properti yang juga memulai usahanya dari nol. Masa kecil pria kelahiran 24 Agustus 1931 ini selalu dipenuhi kesulitan, mulai dari sekolah yang jauh dari daerah kelahiran, hingga rela bekerja keras demi mendapatkan uang.

Ia harus bekerja keras demi uang lantaran ayahnya meninggal di tahanan tentara pendudukan Jepang karena dianggap sebagai mata-mata Belanda. Hal ini pun menyebabkannya terlambat masuk sekolah.

Saat beranjak dewasa, Ciputra diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan arsitektur. Sebelumnya, ia pernah mendirikan PT Perentjana Dana bersama temannya, Budi Brasali dan Ismail Sofyan. Karena tidak puas dengan kinerjanya, ia pun mendirikan PT Pembangunan Jaya yang bekerja sama dengan pemerintah DKI Jakarta.

Pada 1960, Jaya Group berdiri lalu dilanjutkan pada tahun berikutnya, Ciputra bersama kawan-kawan dari ITB mendirikan Metropolitan Group. Pada tahun 1980, Ciputra bersama anak-anaknya membangun Ciputra Group.

Pada saat krisis 1998, Ciputra mengalami kerugian yang sangat besar di ketiga perusahaannya. Namun berkat kegigihannya, ia berhasil mengembalikan kejayaan perusahaannya.

Bahkan, Ciputra pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia ke-11 pada tahun 2017 versi Forbes dengan harta kekayaan mencapai Rp 20,8 triliun.

Ilustrasi wirausahawan sukses di Indonesia. Foto: Pixabay

3. Sudono Salim – Konglomerat Salim Group

Nama Sudono Salim mungkin tidak begitu dikenal oleh banyak orang. Namun, kamu tentu tahu BCA, Indofood dan Bogasari. Semua perusahaan itu didirikan oleh Sudono Salim yang bernama asli Leim Sioe Liong.

Sudono lahir di keluarga dengan kelas ekonomi menengah ke bawah. Hidupnya dulu sangat miskin, hingga membuatnya harus putus sekolah pada usia 15 tahun. Pada usia 20-an, pria asal Tiongkok ini pun merantau ke Indonesia menyusul kakaknya.

Awalnya ia bekerja sebagai buruh pabrik, kemudian ia memutuskan keluar dan mulai menjalankan bisnisnya sendiri. Bisnis pertamanya adalah berdagang minyak kacang dan pemasok cengkeh untuk perusahaan rokok di Kudus dan Semarang.

Bisnisnya tersebut terus berkembang hingga pada 1945, ia menjadi pemasok obat-obatan untuk tentara Revolusi Nasional Indonesia. Pada akhir 1950-an, Sudono pindah ke Jakarta dan mulai membangun bisnis baru lagi.

Ia bekerja sama dengan para pebisnis lain guna membangun Bank Central Asia (BCA) pada 1960. Lalu pada 1970 Sudono kembali mendirikan PT Bogasari. Tidak berhenti sampai di situ, pada 1975 ia kembali membangun PT Indocement Tunggal Perkasa.

Dari situ, bisnisnya terus berkembang ke ranah lain, seperti Indofood, Indomobil, Indomaret, Indomilk, Indosiar, dan masih banyak lagi. Semua perusahaan tersebut jadi satu kesatuan dalam Salim Group. Wirausahawan sukses di Indonesia ini kemudian menyerahkan manajemen perusahaan kepada putra bungsunya pada 1992.

(NDA)