Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
5 Cara Mengembangkan Produk yang Perlu Dicoba Pelaku Usaha
7 Juli 2023 16:59 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 28 Agustus 2023 8:50 WIB
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Ani Restuningsih, S.Pd., M. Hum., dkk, dalam Modul Pendamping Kewirausahaan, beberapa pihak yang terlibat dalam pengembangan produk dapat berasal dari pihak internal dan eksternal perusahaan.
Pihak internal adalah bagian pengembangan dan penelitian (research and development), konsultan pemasaran, tenaga penjualan (marketing ), dan berbagai divisi lain di dalam perusahaan yang berhubungan dengan riset produk.
Sementara pihak eksternal, yaitu kecenderungan pasar, produk kompetitor, masukkan atau komplain kostumer, dan hasil survei. Untuk mengetahui cara mengembangkan produk, simak ulasannya dalam uraian di bawah ini.
Cara Mengembangkan Produk
Berikut cara mengembangkan produk yang bisa dicoba pelaku usaha, seperti dikutip dari Modul Pendamping Kewirausahaan oleh Ani Restuningsih, S.Pd., M. Hum., dkk.
ADVERTISEMENT
1. Mengembangkan produk yang benar-benar baru dan belum ada sebelumnya
Pengembangan produk yang benar-benar baru bisa terlaksana apabila disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, serta perkembangan pengetahuan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan jenis produk.
2. Penambahan produk yang telah ada (Diversifikasi Produk)
Diversifikasi produk merupakan upaya pengembangan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan variasi dari suatu jenis produk yang telah ada. Sehingga, konsumen mempunyai beberapa pilihan sesuai dengan kebutuhan, selera atau harga yang mampu dijangkau.
Sebagai contoh, produk teh celup yang ada di pasar saat ini tidak hanya teh melati, teh hitam, dan teh hijau saja. Namun, ada juga teh celup yang telah ditambah berbagai senyawa flavor lainnya seperti teh jeruk purut, teh vanilla, teh jeruk nipis, dan sebagainya.
3. Modifikasi produk yang telah ada
Modifikasi produk harus dilakukan sesuai dengan keinginan konsumen, biaya produksi, keterbatasan bahan baku, perbaikan proses produksi, atau perlunya reformulasi untuk memperbaiki karakteristik produk.
ADVERTISEMENT
Modifiksi dapat dilakukan pada berbagai atribut produk. Misalnya, susu bubuk yang pada awalnya berupa hasil pengeringan susu dari cara khusus, bisa kembali dilarutkan menjadi susu yang siap diminum dengan menggunakan air panas dengan suhu tertentu.
Walau cukup praktis, konsumen seringkali kesulitan untuk memperoleh larutan susu yang sempurna, karena proses yang diperlukan memerlukan suhu air yang tepat dan pengadukan yang agak lama.
Untuk mengatasi hal ini, kamu sebagai pelaku usaha bisa membuat produk susu bubuk yang lebih mudah dan cepat larut untuk dijadikan susu yang siap diminum. Pada prinsipnya, modifikasi produk dilakukan dengan tujuan:
4. Mengembangkan produk lokal yang belum ada
Pengembangan produk yang belum diproduksi secara lokal merupakan peluang usaha yang perlu dicoba. Banyak produk impor yang sesungguhnya dapat digantikan dengan pengembangan produk lokal.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, tepung terigu yang menjadi bahan baku berbagai produk bakery, sesungguhnya dapat mulai digantikan dengan produk tepung lokal seperti tepung mocaf (modified cassava flour), sehingga dapat mengurangi ketergantungan kepada impor gandum.
5. Meniru produk yang sudah ada di pasar
Cara pengembangan produk ini sangat banyak dilakukan karena merupakan cara yang paling mudah. Namun, meniru produk yang sudah ada di pasar harus mempertimbangkan standar kualitas produk agar benar-benar mampu bersaing dengan produk yang telah ada.
(NDA)