Konten dari Pengguna

5 Mata Uang Terendah di Dunia 2024, Ada Rupiah?

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
15 Oktober 2024 13:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mata uang terendah di dunia 2024. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang terendah di dunia 2024. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Dalam dunia ekonomi global, nilai tukar mata uang suatu negara mencerminkan kekuatan ekonomi negara tersebut. Karena itu, nilai mata uang di setiap negara berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Ada negara dengan nilai konversi mata uang yang tinggi maupun rendah. Lalu, apa mata uang terendah di dunia 2024? Berikut daftarnya menurut data Forbes per Agustus 2024.

Mata Uang Terendah di Dunia 2024

Ilustrasi mata uang terendah di dunia 2024. Foto: Unsplash

1. Rial Iran (IRR) 1 IRR = 0,000024 USD

Rial Iran telah menjadi salah satu mata uang dengan nilai terendah selama beberapa tahun terakhir. Faktor utama yang menyebabkan rendahnya nilai Rial adalah sanksi ekonomi internasional, inflasi yang tinggi, serta ketidakstabilan politik di Iran.
Pada 2024, nilai tukar 1 Rial Iran (IRR) hanya 0,000024 Dolar Amerika Serikat (USD). Hal ini membuat Rial Iran tetap berada di posisi terendah.

2. Dong Vietnam (VND)

Dong Vietnam juga termasuk dalam jajaran mata uang terendah di dunia pada 2024. Meski ekonomi Vietnam mengalami pertumbuhan yang stabil, nilai tukar Dong tetap rendah jika dibandingkan mata uang internasional utama seperti USD atau Euro.
ADVERTISEMENT
Pada 2024, nilai tukar 1 Dong Vietnam (VND) setara 0.000040 Dolar Amerika Serikat (USD). Ini sebagian disebabkan oleh kebijakan moneter yang mempertahankan nilai mata uang rendah untuk mendorong ekspor.

3. Leone Sierra Leone (SLL)

Leone dari Sierra Leone juga masuk dalam daftar mata uang terendah di 2024. Adapun nilai 1 Leone Sierra Leone (SLL) setara 0.000044 Dolar Amerika Serikat (USD).
Negara ini masih menghadapi berbagai tantangan ekonomi, seperti inflasi yang tinggi dan ketidakstabilan politik yang berdampak pada nilai tukar mata uangnya.

4. Rupiah Indonesia (IDR)

Rupiah Indonesia meskipun stabil, tetap berada di jajaran mata uang dengan nilai tukar rendah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Pada 2024, 1 Rupiah Indonesia (IDR) setara 0.000064 Dolar Amerika Serikat (USD).
Meski begitu, rendahnya nilai Rupiah lebih disebabkan oleh kebijakan pemerintah untuk menjaga daya saing ekspor, bukan karena faktor ketidakstabilan ekonomi yang parah.
ADVERTISEMENT

5. Som Uzbekistan (UZS)

Mata uang Uzbekistan, Som, juga termasuk mata uang dengan nilai rendah. Meski negara ini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi, reformasi ekonomi yang baru diterapkan belum cukup kuat untuk mendorong nilai mata uang.
Pada 2024, nilai tukar 1 Som Uzbekistan (UZS) setara 0.000078 Dolar Amerika Serikat (USD) yang membuatnya masuk dalam daftar mata uang terendah di dunia.

Faktor Penyebab Nilai Mata Uang Rendah

Ilustrasi mata uang terendah di dunia 2024. Foto: Unsplash
Mengutip buku Memahami Inti Masalah Ekonomi-Penyebab Masalah yang Terjadi Saat Ini karya Nabil Perdana Putra, berikut faktor yang menyebabkan rendahnya nilai mata uang suatu negara.

1. Inflasi yang Tinggi

Salah satu penyebab utama nilai mata uang rendah adalah inflasi yang tak terkendali. Ketika harga barang dan jasa terus naik secara signifikan, daya beli mata uang menurun, sehingga nilainya terhadap mata uang lain juga ikut menurun.
ADVERTISEMENT

2. Ketidakstabilan Politik

Negara-negara yang mengalami ketidakstabilan politik cenderung memiliki mata uang yang lemah. Ketidakpastian politik membuat investor enggan menanamkan modal, sehingga nilai tukar mata uang menjadi rentan terhadap fluktuasi.

3. Sanksi Ekonomi

Sanksi internasional, seperti yang dialami oleh Iran, juga menjadi penyebab utama rendahnya nilai mata uang. Sanksi ini membatasi perdagangan dan aliran modal ke dalam negeri, sehingga melemahkan nilai mata uang negara yang terkena sanksi.

4. Defisit Neraca Perdagangan

Negara yang memiliki defisit neraca perdagangan yang besar saat impor lebih tinggi daripada ekspor, biasanya akan mengalami pelemahan nilai mata uang. Ini karena permintaan terhadap mata uang asing lebih tinggi dibanding mata uang domestik.

5. Kebijakan Moneter yang Tak Efektif

Kebijakan moneter yang tidak tepat, seperti mencetak uang secara berlebihan, dapat menyebabkan devaluasi mata uang. Ini sering kali diiringi inflasi yang tinggi dan semakin memperburuk kondisi ekonomi.
ADVERTISEMENT
(NDA)