Konten dari Pengguna

5 Tips Membangun Bisnis Skincare untuk Pemula

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
10 November 2022 16:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi produk skincare. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi produk skincare. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Bisnis skincare dapat dibilang cukup menjanjikan, terutama setelah maraknya sistem belanja online yang memungkinkan terbukanya pasar yang lebih luas di bidang ini. Bahkan pada saat krisis pandemi, penggunaan skincare juga tetap meningkat.
ADVERTISEMENT
Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengungkapkan, sektor usaha yang masih bisa bertahan dan meraup untung selama resesi adalah bisnis skincare atau perawatan tubuh.
“Sejak depresi ekonomi tahun 1930, krisis 1998 dan 2008, industri kosmetik dan salon kecantikan relatif bisa bertahan. Resesi justru membuat masyarakat lebih memperhatikan penampilan tubuh,” ujar Bhima saat dihubungi kumparan.
Bhima menyebut bahwa kinerja industri kosmetik tidak hanya terjadi di Indonesia, namun di negara lainnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per kuartal I 2020, pertumbuhan industri kimia, farmasi, dan obat tradisional termasuk kosmetik tumbuh hingga 5,59 persen.
Meski begitu, kamu juga tidak bisa mengabaikan ketatnya persaingan dalam bisnis yang satu ini. Berikut ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membangun bisnis skincare menjadi sukses.
ADVERTISEMENT

Tips Membangun Bisnis Skincare

Ilustrasi sedang membangun bisnis skincare. Foto: Pexels
Di bawah ini adalah beberapa tips membangun bisnis skincare yang bisa kamu terapkan seperti dihimpun dari situs BFI Finance dan sumber lainnya:

1. Tentukan jenis bisnis

Memulai bisnis skincare tidak harus dengan modal yang besar atau wajib memiliki tempat usaha. Kamu bisa memulainya dengan budget secukupnya. Salah satu cara yang bisa ditempuh yaitu dengan memulai bisnis ini lewat cara dropshipper atau dengan jasa titip (jastip).
Kedua opsi tersebut cukup mudah untuk ditekuni, setelah itu hanya membutuhkan ponsel genggam dan jaringan internet yang stabil, serta keberanian untuk menawarkan produk secara online.

2. Riset pasar

Setelah menentukan jenis bisnis, kamu perlu riset pasar. Riset ini akan membantu kamu untuk menemukan produk skincare jenis apa yang biasanya dipilih oleh masyarakat, siapa saja pesaingmu, dan supplier mana yang bisa menyediakan kamu produk untuk dijual (untuk yang mau jadi dropshipper).
Ilustrasi produk skincare. Foto: Pexels

3. Menentukan target pasar

ADVERTISEMENT
Bisnis yang sukses tentu bisnis yang menemukan target pasar yang tepat sejak awal. Oleh karena itu, kamu perlu menentukan target dan memahami kebutuhan skincare mereka dengan tepat. Menentukan target bisa dilakukan dengan beberapa pertimbangan, seperti jenis kulit atau bahkan usia para calon pelanggan tersebut.

4. Pastikan produk aman dan sudah ada izin edar

Menjual produk skincare tidak bisa hanya sekadar menjual, tetapi juga harus memastikan keamanan produk yang dijual dan pastinya sudah memiliki izin edar resmi yakni terdaftar di BPOM dan DinKes.
Di samping itu, ada regulasi jelas yang mengatur peredaran produk kosmetik di mana kamu bisa terjerat pasal 197 UU Kesehatan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak sebesar Rp 1, 5 miliar jika terbukti menjual produk palsu, barang ilegal, atau skincare berbahaya.
ADVERTISEMENT

5. Gencar lakukan promosi dan sebar informasi edukatif di media sosial

Media sosial memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk menyebarkan beragam informasi. Keberadaannya yang sudah menjadi bagian dari keseharian kita membuat media sosial menjadi habitat yang ideal untuk mempromosikan bisnis skincare kamu.
Kamu bisa coba melakukan strategi marketing soft selling untuk menggaet banyak pelanggan. Selain itu, kamu juga bisa sekaligus berkontribusi untuk mengedukasi banyak orang akan pentingnya penggunaan produk skincare untuk jangka waktu yang lama.
(NDA)