Konten dari Pengguna

7 Risiko Investasi Saham yang Perlu Investor Pahami

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
30 Oktober 2024 12:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi investasi saham. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi saham. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Saham adalah salah satu instrumen investasi yang diminati karena potensi keuntungannya tinggi. Namun, seperti jenis investasi lainnya, saham juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan oleh investor.
ADVERTISEMENT
Risiko investasi saham ini umumnya berupa kerugian atau hambatan yang dapat dialami oleh investor ketika menanamkan modalnya. Oleh karena itu, penting bagi setiap investor untuk memahami risiko ini agar dapat mengelola portofolionya dengan baik.

Risiko Investasi Saham

Ilustrasi investasi saham. Foto: Unsplash
Risiko dalam investasi saham merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari sepenuhnya. Namun, dengan memahami berbagai jenis risiko, investor dapat mengelola portofolionya lebih bijak.
Menurut informasi yang dirangkum dari Investopedia dan sumber lainnya, berikut beberapa jenis risiko investasi saham yang dapat dialami setiap investor.

1. Risiko Pasar (Market Risk)

Risiko pasar adalah risiko yang terkait dengan fluktuasi harga saham di pasar. Harga saham dapat berubah-ubah setiap saat, tergantung pada kondisi ekonomi, politik, dan berbagai faktor lainnya.
ADVERTISEMENT
Risiko pasar sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, serta perubahan nilai tukar mata uang. Misalnya, jika ekonomi global sedang mengalami resesi, harga saham umumnya akan turun dan menyebabkan kerugian bagi investor.

2. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi ketika investor kesulitan menjual sahamnya dengan cepat tanpa menurunkan harga pasar. Likuiditas mengacu pada seberapa mudah saham dapat diperjualbelikan.
Saham perusahaan kecil atau saham yang kurang populer biasanya memiliki likuiditas yang rendah, sehingga sulit untuk dijual pada harga yang diinginkan.

3. Risiko Perusahaan (Business Risk)

Risiko perusahaan atau risiko spesifik adalah risiko yang berkaitan dengan kondisi internal perusahaan, seperti manajemen yang buruk, strategi bisnis yang gagal, atau masalah operasional lainnya.
Jika perusahaan menghadapi masalah serius, harga sahamnya dapat menurun tajam dan dapat berdampak negatif bagi investor.
ADVERTISEMENT

4. Risiko Inflasi

Risiko inflasi adalah risiko yang terjadi ketika nilai investasi tidak dapat mengimbangi laju inflasi, sehingga daya beli investor berkurang. Jika inflasi terus meningkat sementara harga saham tidak naik, nilai investasi secara riil akan menurun.

5. Risiko Suku Bunga

Kenaikan suku bunga sering kali berdampak negatif pada pasar saham. Ketika suku bunga naik, investor cenderung beralih dari saham ke instrumen yang lebih aman seperti obligasi atau deposito.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan harga saham, terutama saham perusahaan yang bergantung pada pinjaman atau memiliki utang besar.

6. Risiko Valuasi

Menurut Australian Securities Exchange (ASX), risiko valuasi adalah risiko yang terjadi ketika investor membeli saham dengan harga yang terlalu tinggi.
Saham yang dihargai terlalu tinggi atau overvalued berisiko mengalami penurunan harga karena dianggap tidak sejalan dengan nilai fundamental perusahaan. Ketika valuasi terlalu tinggi, harga saham berpotensi turun dan investor bisa merugi.
ADVERTISEMENT

7. Risiko Politik dan Regulasi

Kebijakan pemerintah dan perubahan regulasi juga dapat berdampak signifikan pada harga saham. Misalnya, kebijakan kenaikan pajak atau regulasi baru di sektor tertentu dapat memengaruhi kinerja perusahaan dan harga sahamnya. Risiko politik, seperti ketidakstabilan pemerintahan, juga bisa menjadi faktor yang memengaruhi sentimen pasar.
(NDA)