Konten dari Pengguna

Apa Itu ARB? Kenali Istilah dan Manfaat Auto Rejection

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
9 Juni 2022 12:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ARB Saham. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ARB Saham. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Untuk para pemula istilah apa itu ARB dan ARA sering kali membingungkan. Akan tetapi bagi investor berpengalaman mungkin sudah tidak asing lagi dengan ARB. Bahkan beberapa orang akan mudah mengatasi penurunan harga saham tersebut.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) di idx.co.id, auto reject saham atau auto rejection adalah batasan maksimum atau minimum kenaikan dan penurunan harga saham dalam satu hari perdagangan bursa.
Umumnya auto rejection akan diberlakukan untuk melindungi para investor dari fluktuasi harga saham yang terlampau tinggi. Karena ketika saham mencapai harga pada titik tertentu, sistem akan melakukan penolakan secara otomatis lewat Jakarta Automated Trading System (JATS) NEXT-G.
Sistem tersebut akan menolak penawaran penjualan dan pembelian jika melewati ambang batas dari masing-masing harga saham untuk menjaga harga atau nilai suatu saham pada masing-masing sektor berdasarkan prioritas harga dan waktu.

Aturan Auto Rejection

Berdasarkan peraturan Bursa Efek Indonesia Keputusan Direksi Nomor Kep-00023/BEI/03-2020 tentang batasan auto rejection yang berlaku saat ini yaitu:
ADVERTISEMENT
Sehingga dari peraturan di atas, dapat disimpulkan bahwa batas ARA dalam sehari mulai dari 20-35%.
Sedangkan penetapan ARB dalam situasi normal, pihak BEI menetapkan nilai ARB berkisar antara 20% sampai 35%. Namun, penetapan berubah sejak pandemi Covid-19 yakni hanya sebesar 7%.

Apa Itu ARB

Apa itu ARB adalah Auto Reject Bawah merupakan batas bawah penurunan suatu saham dalam satu hari. Fenomena turunnya harga penawaran jual tersebut melampaui batas bawah rentang harga yang sudah ditetapkan oleh BEI.
ADVERTISEMENT
Jika penurunan harga tersebut terjadi dan terus berlanjut, maka bisa dipastikan harga saham akan turun secara drastis. Ciri-ciri saham yang terkena ARB adalah tidak ada lagi order di antrian beli (bid).
Misalnya, sebuah saham ditutup pada harga Rp5.000 dan batasan Auto Reject Bawah sebesar 7%. Sehingga, harga saham tersebut hanya boleh mengalami kenaikan maksimal ARB adalah:
Rp5.000 - (Rp5.000 x 7%) = Rp4.650
Berdasarkan perhitungan di atas, maka harga Rp 4.650 adalah batasan saham tersebut. Sehingga, jika saham berada di bawah dan melampaui batas harga Rp4.650 maka akan dinyatakan masuk dalam ARB saham.

Tips Membeli Saham saat Harga Bawah

Peraturan penetapan sistem terbaru ARB dengan maksimal 7% ini membuat adanya ketidakseimbangan antara reward dan risk. Mengutip dari Rahasia Profit 500.000 Per Hari dari Saham oleh Alief K., suatu saham bisa naik setinggi mungkin hingga arah misalkan 25% namun penurunan maksimal suatu saham tersebut dalam satu hari adalah 7%.
ADVERTISEMENT
Kamu bisa memanfaatkan skema asimetris untuk meminimalisasi risiko dan memaksimalkan keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan menjadi seorang scalper trader menggunakan skema asimetris.
Misalnya kondisi suatu saham dalam waktu harian mengalami fluktuatif yang sangat tinggi. Kamu bisa gunakan untuk mendapat keuntungan secara cepat dari pergerakan harga saham dengan melakukan pembelian yang ada pada skema asimetris.
Ketika kamu berhasil melakukan pembelian di harga bawah atau auto reject bawah, kamu dapat langsung melakukan posisi open sell di harga closing hari sebelumnya. Kenaikan dari harga ARB berharga closing berkisar 7%. Nah, 7% itulah yang nantinya akan menjadi keuntungan kamu walaupun kondisi suatu saham sedang merah atau bearish.
Ilustrasi ARB Saham. Foto: Unsplash.com

Apa Itu ARA

Sedangkan Auto Reject Atas (ARA) adalah kebalikan dari ARB yaitu batas atas kenaikan suatu saham dalam satu hari. Sehingga saham yang terus bergerak naik melebihi batas yang telah ditetapkan BEI akan tergolong ke dalam ARA saham. Ciri-ciri saham yang terkena ARA adalah tidak ada lagi order di antrean jual (offer).
ADVERTISEMENT
Misalnya, sebuah saham ditutup pada harga Rp5.000 dan batasan Auto Rejection Atas untuk harga saham tersebut sebesar 25%. Dengan demikian, harga saham tersebut hanya boleh mengalami kenaikan maksimal ARA adalah:
Rp5.000 + (Rp5.000 x 25%) = Rp 6.250
Berdasarkan perhitungan di atas, maka harga Rp6.250 adalah batasan saham tersebut. Sehingga, jika saham melampaui batas harga RpRp6.250, maka akan dinyatakan masuk dalam ARA saham.

Manfaat Auto Rejection

Manfaat adanya sistem penolakan secara otomatis tersebut tentunya memiliki beragam manfaat bagi para investor di antaranya:
ADVERTISEMENT
Saham di suatu perusahaan tertentu akan mengalami ARA. Namun, bisa jadi keesokan harinya saham tersebut tiba-tiba berganti status menjadi ARB, sehingga diperlukan auto rejection untuk menjaga nilai saham tetap wajar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ARB adalah suatu kondisi di mana terjadi penolakan secara otomatis saat penawaran harga penjualan di bawah rentang batas dari harga yang telah ditetapkan Bursa Efek Indonesia.
(SRS)