Berminat Buka Franchise JNE? Ini Persyaratan yang Perlu Dilengkapi

Ilustrasi franchise JNE. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Saat ini kegiatan belanja online semakin diminati oleh masyarakat. Hal ini tentu memengaruhi jasa pengiriman paket, salah satunya JNE. Untuk memperluas jaringannya, bisnis franchise JNE dapat dijalankan bagi yang berminat untuk membuka usaha.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, franchise atau waralaba, ialah kerja sama dalam suatu usaha dengan cara membagi hasil sesuai kesepakatan. Melalui sistem tersebut, JNE membuka sistem keagenan untuk kamu yang ingin berbisnis dalam bidang jasa ekspedisi.

Dengan menjadi agen JNE kamu akan memperoleh keuntungan mengingat jasa pengiriman kian dibutuhkan terlebih di era pandemi seperti sekarang. Sistem franchise JNE tidak membebani agen dan persyaratannya pun mudah.

Kamu tertarik berbisnis franchise JNE? Jika iya, ketahui informasi penting mengenai syarat menjadi agen JNE berikut ini yang dikutip dari situs resmi JNE.

Syarat Franchise JNE

Ada sejumlah persyaratan yang harus kamu penuhi jika ingin menjadi agen JNE. Persyaratan tersebut meliputi syarat administrasi, lokasi, perlengkapan kerja, penjualan, dan lainnya.

Syarat Umum

Ilustrasi franchise JNE. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Berikut persyaratan umum yang perlu dilengkapi untuk menjadi agen JNE:

Syarat Lokasi

Adapun persyaratan lokasi antara lain:

Syarat Perlengkapan Kerja

Syarat Penjualan

Masa percobaan berlaku selama tiga bulan sejak awal beroperasi dengan penilaian akumulasi target penjualan sebagai berikut:

Cara Franchise JNE

Setelah persyaratan terpenuhi, maka lanjutkan dengan pendaftaran. Berikut langkah-langkahnya:

Perlu diketahui bahwa modal awal untuk menjadi agen JNE adalah Rp25-30 juta. Namun harga tersebut bisa berbeda tergantung lokasi kamu. Biaya itu meliputi biaya perlengkapan kerja, perlengkapan penjualan, hingga gaji karyawan.

Kamu dapat mengetahui kisaran penghasilan bisnis ini, misalnya, agen dengan omset di bawah Rp5 juta per bulan akan memperoleh bagi hasil sebesar 22 persen. Apabila omset sebesar Rp5 sampai Rp10 juta per bulan, bagi hasilnya menjadi 25 persen.

(ZHR)