Cara Menentukan Laba Usaha dan Contohnya
Konten dari Pengguna
24 Februari 2023 13:12
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Para pelaku bisnis atau orang yang bekerja di bagian keuangan tentu harus tahu cara menentukan laba usaha. Dengan menentukan laba usaha, kamu bisa membuat bisnis yang dijalankan tetap survive dan terus berkembang.
Secara sederhana, menentukan laba usaha dapat didefinisikan sebagai cara untuk mengetahui seberapa banyak keuntungan yang akan diterima dalam suatu bisnis selama periode tertentu.
Dalam praktiknya, penentuan ini membutuhkan beberapa data pendukung seperti harga pokok penjualan (HPP), pembelian bersih, dan penjualan bersihnya. Untuk penjelasan lebih lanjut, simak uraian di bawah ini.
Cara Menentukan Laba Usaha

Merujuk buku Analisis Laporan Keuangan oleh Ivan Gumilar Sambas Putra, H. Azhar Azhar Affandi, Laely Purnamasari, dan Denok Sunarsi, berikut cara menentukan laba usaha yang perlu diterapkan para pelaku bisnis.
1. Identifikasi Setiap Item Biaya Produksi
Identifikasi item biaya produksi harus dilakukan secara detail dengan menghitung catatan biaya dari tiap alur yang terjadi selama proses produksi. Biaya produksi sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).
2. Menyusun Laporan Laba Rugi
Setelah mengidentifikasi, selanjutnya menyusun laporan laba rugi. Laporan ini menyajikan sumber pendapatan dan beban pada perusahaan dagang selama periode akuntansi. Adapun cara menghitung laba rugi perusahaan, yakni:
Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha
3. Hitung Biaya Pembentuk Harga Pokok Penjualan (HPP)
Untuk menentukan laba, kamu tentu perlu mengetahui harga pokok penjualan (HPP) atau biaya untuk mendapatkan barang tersebut. Rumus untuk menghitung HPP adalah:
HPP = Bahan baku yang digunakan + Total produksi ( BTKL + Overhead pabrik ) + Saldo akhir persediaan (saldo awal persediaan – saldo akhir persediaan).
Pada dasarnya, HPP merupakan hasil penghitungan semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi hingga ke gudang atau menjadi status persediaan. Bagi bisnis usaha dagang, maka HPP adalah akumulasi keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

4. Identifikasi Saldo Persediaan Awal dan Akhir
Dalam tahapan ini, pelaku usaha harus menghitung saldo awal pada persediaan bahan baku. Saldo awal tersebut merupakan total nilai persediaan bahan baku di awal periode yang dihitung.
Saldo awal periode tersebut berasal dari saldo akhir periode sebelumnya, kamu bisa melihatnya di neraca, sedangkan per jenis bahan baku bisa dilihat pada buku persediaan dan kartu stok.
5. Menghitung Penjualan Bersih
Cara selanjutnya adalah dengan menghitung penjualan bersih. Penjualan bersih ini adalah hasil dari penjualan dikurangi dengan retur penjualan dan potongan penjualan. Berikut rumusnya:
Penjualan bersih = Penjualan – Retur penjualan – Potongan penjualan
Contoh Menghitung Keuntungan Penjualan
Agar semakin paham dengan cara menentukan laba usaha, simak contoh yang dituliskan dalam buku Cara Jitu Hitung Modal Usaha karya Wulan Ayodya berikut ini:
Sebuah usaha kedai mi ayam menjual 100 mangkok mi ayam setiap hari dengan harga Rp5.000 untuk setiap porsinya. Berapa keuntungan yang didapat setiap hari dan setiap bulan bila HPP-nya Rp2.000 dan pengeluaran biaya operasionalnya Rp2.000.000 per bulan?
Jawaban
1. Laba kotor = harga jual – modal pokok x jumlah penjualan
= Rp5.000-Rp2.000 x 100 mangkok
= Rp300.000/hari atau Rp9.000.000/bulan
2. Laba bersih = Keuntungan kotor-Biaya operasional
= Rp9.000.000-Rp2.000.000
= Rp7.000.000/bulan
(NDA)
Apa saja yang termasuk biaya produksi?
Bagaimana cara menghitung harga pokok penjualan?
Penjualan bersih sama dengan apa?