Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cara Menerapkan Proses Produksi Massal
23 Juni 2021 5:26 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:07 WIB
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jadi, proses produksi massal adalah cara bagaimana suatu perusahaan melakukan kegiatan produksinya sesuai standar operasional prosedur untuk menciptakan atau membuat produk secara massal.
Cara menerapkan proses produksi massal terdiri dari beberapa tahapan. Proses produksi biasanya dilakukan secara terus-menerus dengan hasil produksi yang berskala besar dan menggunakan bantuan dari teknologi .
Cara Menerapkan Proses Produksi Massal
Berikut ini adalah tahapan dalam cara menerapkan proses produksi massal yang kami rangkum dari beberapa sumber.
1. Dokumentasi Persyaratan Produk
Manajer produksi bertanggung jawab untuk memimpin dan membuat dokumen ini, tetapi mereka harus meminta masukan dan persetujuan akhir dari semua pemimpin tim lainnya seperti teknik, penjualan, QA, eksekutif, dan pemasaran.
Setelah revisi dokumentasi persyaratan produk disetujui oleh semua pimpinan tim ini, hal itu menjadi landasan dan semua keputusan produk selanjutnya harus sesuai dengan yang tertulis di dokumentasi ini.
ADVERTISEMENT
2. EVT (Engineering Validation and Testing)
Tahap kedua adalah engineering validation and testing atau validasi dan pengujian teknik.
Dalam tahap ini, tim teknik menggunakan segala cara untuk mengimplementasikan setiap fitur yang diuraikan dalam dokumentasi persyaratan produk.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk membuktikan bahwa adalah mungkin secara manusiawi, tanpa menentang hukum fisika, untuk merancang dan membangun sebuah instance dari produk yang memenuhi persyaratan fungsional dalam PRD.
Tujuan utama dari validasi dan pengujian teknik adalah untuk mengidentifikasi setiap dan semua risiko dari persyaratan yang diuraikan dalam PRD dan menemukan cara untuk menghilangkan atau menguranginya secara signifikan.
3. DVT (Design Validation and Testing) atau Validasi dan Pengujian Desain
Pada tahap validasi dan pengujian desain atau DVT (Design Validation and Testing), tujuannya adalah untuk terus bekerja menuju tampilan dan nuansa akhir produk .
ADVERTISEMENT
Dalam tahap ini manajer produksi akan memilih bahan dan desain mekanis yang memenuhi persyaratan bentuk akhir, kesesuaian, dan estetika yang diuraikan dalam PRD. Bahan dan komponen yang dipilih merupakan bahan yang dipakai pada versi produksi akhir.
4. PVT (Production Validation and Testing) atau Validasi dan Pengujian Produksi
Tahap selanjutnya merupakan tahap validasi dan pengujian produksi atau PVT (Production Validation and Testing) atau pre-produksi, yaitu memastikan bahwa produk DVT milik sebenarnya dapat diproduksi dengan volume dan biaya target yang tercantum dalam PRD.
Dalam tahap ini, terdapat beberapa kemungkinan terburuk, yaitu perlu melalui perbaikan besar-besaran atau perubahan desain agar produk kamu siap untuk produksi massal.
5. Proses Produksi
Tahap terakhir dalam produksi massal adalah proses produksi. Pada tahap ini, sebagian besar tanggung jawab ada pada produsen untuk mendapatkan suku cadang, merakit, dan mengujinya untuk memenuhi permintaan produksi.
ADVERTISEMENT
Namun, manajer produksi tetap memiliki tanggung jawab untuk memastikan kualitas dan hasil produksi tetap tinggi sementara biaya mulai menurun.
(AMP)