Cara Menghitung Current Ratio

Berita Bisnis
Berita dan Informasi Praktis soal Ekonomi Bisnis
Konten dari Pengguna
28 Mei 2021 10:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Current Ratio. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Current Ratio. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Current ratio atau yang dikenal dengan rasio lancar merupakan alat yang digunakan untuk mengevaluasi posisi solvabilitas jangka pendek suatu bisnis. Solvabilitas jangka pendek sendiri mengacu pada kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar jatuh tempo selama dua belas bulan.
ADVERTISEMENT

Berikut rumus untuk menghitung current ratio yang perlu kamu ketahui.

Current Ratio = Aset Lancar / Kewajiban Lancar

Contoh dan Perhitungan Current Ratio

Suatu perusahaan memiliki saldo Aset Lancar dan Liabilitas Lancar di Laporan Posisi Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 April 2021.
Aset lancar
Kas dan Setara Kas : Rp 50.000.000
Piutang Usaha : Rp 200.000.000
ADVERTISEMENT
Persediaan : Rp 250.000.000
Aset Lancar Lainnya : Rp 100.000.000
Kewajiban Lancar
Utang Akun : Rp 30.000.000
Utang Pajak Saat Ini : Rp 120.000.000
Beban Akrual : Rp 100.000.000
Pinjaman : Rp 50.000.000
ADVERTISEMENT
Berapa Rasio Lancar dari perusahaan di atas?
Total Aset Lancar : Rp 600.000.000
Total Kewajiban Lancar : Rp 405.000.000
Current Ratio : Rp 600.000.000/ Rp 300.000.000 = 2
Rasio lancar perusahaan tersebut menunjukkan angka 2. Artinya, aset lancar perusahaan tersebut 2 kali lebih banyak dari kewajiban lancarnya. Angka tersebut masih dianggap baik oleh kreditur karena perusahaan tersebut dinilai memiliki kemampuan untuk membayar kewajiban lancarnya.
ADVERTISEMENT

Syarat menilai keadaan current ratio

Ilustrasi Current Ratio. Foto: Pexels
1. Posisi Nilai Ideal
Dalam keadaan ini semakin tinggi rasio lancarnya, akan semakin besar likuid perusahaannya. Akan tetapi, perusahaan menganggap hasil dari rasio lancar sebesar 2 kali dikatakan lebih ideal. Sehingga, bisa diperkirakan memiliki posisi keuangan yang aman dan mampu membayar piutang atau tagihannya dalam membayarkan utang lancarnya.
2. Posisi Nilai Rendah
Nilai rasio lancar yang rendah dengan nilai di bawah satu kali, pada kondisi ini nilai rasio lancar yang rendah menunjukkan bahwa kemungkinan perusahaan berada dalam kesulitan posisi keuangan untuk memenuhi utang lancarnya. Akan tetapi, investor maupun kreditor tetap memperhatikan arus kas yang digunakan untuk operasional. Sehingga bertujuan untuk memahami tingkat likuiditas perusahaan.
3. Posisi Nilai Terlalu Tinggi
ADVERTISEMENT
Untuk nilai rasio lancar jika terlalu tinggi akan memiliki nilai di atas 2 kali, sebab rasio lancar terlalu tinggi akan terjadi kemungkinan perusahaan kurang mempergunakan aktiva lancarnya ataupun utang lancarnya dengan efisien. Sehingga menyebabkan adanya suatu masalah dalam mengelola modal kerja. Namun dari sudut pandang kreditur rasio lancar dengan nilai yang tinggi, perusahaan akan lebih bisa memenuhi utang lancarnya yang akan jatuh tempo paling lambat 12 bulan atau satu periode.
Itulah ulasan singkat mengenai current ratio. Semoga bermanfaat!
(AAG)