Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Cara Menghitung Persediaan Akhir Menggunakan Metode FIFO
13 Juli 2022 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara menghitung persediaan akhir dibutuhkan oleh setiap perusahaan, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang niaga. Dalam ilmu akuntansi , ada banyak metode yang bisa digunakan salah satunya menggunakan FIFO.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Menyusun Lap Keu UKM dengan Excel terbitan Elex Media Komputindo, tujuan dari perhitungan tersebut adalah untuk mengetahui nilai barang yang tersedia untuk dijual di akhir periode akuntansi.
Untuk menemukan persediaan akhir, kamu perlu menambahkan biaya pembelian bersih ke persediaan awal, kemudian mengurangi harga pokok penjualan. Yang dimaksud dengan pembelian bersih adalah mengambil diskon dari pembelian inventaris.
Dalam menghitung persediaan barang, ada dua metode pencatatan yang bisa digunakan, yaitu sistem perpetual dan sistem periodik. Ketahui kedua sistem tersebut pada penjelesan berikut.
Sistem Pencatatan Persediaan Akhir
Berikut pengertian lengkap dari sistem periodik dan sistem perpertual yang dirangkum dari buku Administrasi Transaksi SMK/MAK kelas XI oleh Binti Mahtumah:
Sistem Periodik
Sistem periodik adalah sistem pencatatan persediaan barang yang harga pokok penjualannya dihitung secara periodik dan tidak dicatat pada suatu catatan tertentu. Pada sistem ini, persediaan akhir digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan dengan jurnal penyesuaian.
ADVERTISEMENT
Sistem ini dinilai sederhana dan mudah diterapkan. Namun kurang baik untuk pengawasan persediaan. Sebab, kekurangannya tidak bisa dideteksi.
Sistem Perpetual
Sistem persediaan perpetual adalah sistem pencatatan persediaan barang secara terus menerus. Sistemnya untuk mencatat setiap jenis persediaan, seperti nama barang, tempat penyimpanan, hingga kode barang, berdasarkan tanggal, pembelian, penjualan, dan sisa saldo.
Meskipun lebih rumit, sistem pencatatan perpetual memudahkan dalam penyusunan neraca dan laporan perhitungan laba rugi. Dengan menggunakan sistem ini, perusahaan tak perlu menghitung fisik barang.
Salah satu cara untuk menghitung persediaan akhir adalah dengan menggunakan metode FIFO. Untuk mengetahui pengertian FIFO dan cara menghitung persediaan akhir menggunakan metode tersebut simak uraian lengkapnya di bawah ini.
Cara Menghitung Persediaan Akhir Menggunakan Metode FIFO
Dikutip dari buku Kuasai Detail Akuntasi Perkantoran oleh Yayah Pudin Shatu, FIFO merupakan singkatan dari First in First Out.
ADVERTISEMENT
Metode ini didasarkan pada barang yang paling dahulu dibeli adalah barang yang paling dahulu dijual atau dikeluarkan. Nantinya sisa persediaan dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli terakhir.
Berikut contoh kasus perhitungan persediaan akhir dengan metode FIFO Perpetual dan periodik yang dikutip dari laman Ginee:
Diketahui perusahaan ABC memiliki transaksi yang berkaitan dengan barang dagangan yang telah disajikan dalam tabel berikut:
Dari tabel di atas, berikut cara menghitung persediaan akhir menggunakan metode FIFO periodik dan perpetual.
Cara Menghitung Persediaan Akhir Menggunakan Metode Periodik
Untuk menghitung persediaan akhir menggunakan metode FIFO Periodik adalah dengan rumus jumlah unit yang siap dijual dikurangi dengan unit yang terjual.
Artinya bisa ditulis dengan hasil table berikut:
Cara Menghitung Persediaan Akhir Menggunakan Metode Perpetual
Untuk menghitung persediaan akhir pada tabel di atas menggunakan sistem perpetual, yaitu dengan membuat tabel kolom seperti berikut ini.
Demikian cara menghitung persediaan akhir dengan menggunakan Metode FIFO Perpertual dan Periodik yang bisa digunakan pada bidang retail.
ADVERTISEMENT
(IPT)