Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ciri-ciri Badan Usaha Ekstraktif dan Dampak Negatifnya
1 Agustus 2023 11:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu ciri khas badan usaha ekstraktif adalah bahan produksi yang memanfaatkan sumber daya alam (SDA). SDA ini dapat berupa minyak , gas, mineral , air, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Output produksi pada badan usaha ini umumnya berupa energi yang dapat dimanfaatkan banyak orang. Meski berperan penting bagi ekonomi global, ada pula dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat lokal yang dihasilkan dari industri ini.
Untuk mengetahui ciri-ciri badan usaha ekstraktif lebih lanjut, simak penjelasan dan dampak negatif badan usaha ekstraktif di artikel Berita Bisnis berikut ini.
Ciri-ciri Badan Usaha Ekstraktif
Badan usaha ekstraktif adalah badan usaha yang mengambil bahan mentah, termasuk minyak, batu bara, emas, besi, tembaga, dan mineral lainnya dari dalam Bumi sebagai output perusahaan. Hasil keluaran ini juga dapat berupa energi atau produk lainnya.
Mengutip opendevelopmentmekong.net, badan usaha ekstraktif umumnya dibagi menjadi dua sektor, yakni pertambangan serta minyak dan gas.
ADVERTISEMENT
Contoh badan usaha ekstraktif yang terkenal di Indonesia salah satunya adalah PT Pertamina. Badan Usaha Milik Negara ini menghasilkan dan mengolah migas dari ladang minyak serta menyediakan kebutuhan bahan bakar dan gas di Indonesia.
Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa badan usaha ekstraktif memiliki ciri-ciri berikut ini:
Baca Juga: Contoh Badan Usaha Ekstraktif di Indonesia
Dampak Negatif Badan Usaha Ekstraktif
Merujuk fastercapital.com, berikut beberapa dampak negatif dari badan usaha ekstraktif bagi lingkungan maupun bagi masyarakat lokal:
ADVERTISEMENT
1. Kerusakan Lingkungan
Industri ekstraktif sering kali memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Contohnya, pertambangan dapat menyebabkan deforestasi, erosi tanah, dan polusi air. Ekstraksi minyak dan gas dapat mencemari udara dan air serta menyebabkan perubahan iklim.
2. Konflik Sosial
Industri ekstraktif juga dapat menyebabkan konflik sosial karena masyarakat lokal dapat berunjuk rasa karena dampak negatif yang disebabkan oleh badan usaha ini. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat berujung pada kekerasan.
3. Korupsi
Badan usaha ekstraktif sering dikaitkan dengan korupsi karena perusahaan dapat menyuap pejabat untuk mendapatkan akses ke sumber daya alam atau untuk menghindari peraturan lingkungan. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan publik terhadap badan usaha ini.
4. Ketergantungan pada Sumber Daya Alam
Kelemahan lain dari beroperasi di industri ekstraktif adalah perusahaan dapat menjadi terus bergantung pada sumber daya alam. Hal tersebut dapat membuatnya rentan terhadap fluktuasi harga dan ketidakstabilan politik di negara-negara yang kaya akan sumber daya alam.
ADVERTISEMENT
5. Kehilangan Pekerjaan
Industri ekstraktif juga dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan karena industri ini sering kali membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja dibanding industri lainnya. Contohnya, otomatisasi dan teknologi baru memungkinkan untuk mengekstraksi minyak dan gas tanpa memerlukan pekerja manusia.
(MQ)