Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ciri-ciri Pasar Monopolistik dan Contohnya di Indonesia
29 Oktober 2024 14:47 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan pasar monopoli yang hanya memiliki satu penjual, pasar monopolistik terdiri dari banyak penjual. Produk yang ditawarkan juga sedikit berbeda sehingga tetap memiliki daya tarik tersendiri. Artikel ini akan membahas ciri-ciri pasar monopolistik lebih lanjut beserta contohnya di Indonesia.
Ciri-ciri Pasar Monopolistik
Pasar monopolistik adalah jenis pasar ketika banyak produsen atau penjual menawarkan produk yang serupa tetapi tidak identik. Tiap produk memiliki ciri khas tersendiri, misalnya, perbedaan merek, kualitas, desain, atau layanan tambahan.
Dalam pasar ini, setiap perusahaan memiliki kekuatan tertentu untuk menentukan harga, tetapi kompetisi antar-penjual tetap ada. Berikut ciri-ciri pasar monopolistik secara rinci yang dikutip dari buku Ekonomi Mikro (Edisi Baru) karya Sugiarto, dkk.
1. Banyak Penjual dan Pembeli
Seperti dalam pasar persaingan sempurna, pasar monopolistik memiliki banyak penjual dan pembeli. Setiap penjual tidak memiliki penguasaan penuh atas pasar, sehingga konsumen memiliki banyak pilihan produk dari berbagai produsen. Banyaknya penjual menyebabkan adanya persaingan harga, kualitas, dan pemasaran untuk menarik konsumen.
ADVERTISEMENT
2. Produk yang Diferensiasi
Salah satu ciri utama pasar monopolistik adalah adanya produk yang terdiversifikasi atau terdiferensiasi. Produk-produk di pasar ini bersifat substitusi, tetapi tidak identik.
Misalnya, berbagai merek sabun mandi yang memiliki fungsi serupa, tetapi berbeda dalam aroma, kemasan, atau kandungan bahan. Diferensiasi produk ini memungkinkan perusahaan untuk memiliki daya tarik unik di mata konsumen.
3. Kekuatan Harga yang Terbatas
Dalam pasar monopolistik, perusahaan memiliki kekuatan tertentu dalam menentukan harga produknya, meski terbatas. Karena produk yang ditawarkan berbeda, konsumen cenderung mempertimbangkan faktor lain selain harga, seperti merek atau kualitas, ketika memilih produk.
Namun, jika satu perusahaan menetapkan harga terlalu tinggi, konsumen bisa dengan mudah berpindah ke produk pengganti dari perusahaan lain.
4. Promosi dan Iklan yang Intensif
Diferensiasi produk di pasar monopolistik membuat perusahaan berusaha menonjolkan keunikan produknya melalui promosi dan iklan.
ADVERTISEMENT
Perusahaan berlomba-lomba memperkenalkan produk mereka ke konsumen melalui berbagai media, dari iklan televisi hingga media sosial, dengan tujuan membangun citra merek dan loyalitas konsumen.
5. Hambatan Masuk Rendah
Pasar monopolistik memiliki hambatan masuk yang relatif rendah bagi perusahaan baru. Artinya, perusahaan-perusahaan baru dapat lebih mudah masuk ke pasar ini dan menawarkan produk yang sejenis.
Ini menyebabkan persaingan di pasar monopolistik cenderung tinggi karena pemain baru selalu dapat masuk dan menawarkan produk alternatif.
6. Tidak Ada Pengaruh Signifikan dari Satu Produsen
Tidak seperti pasar monopoli, saat satu produsen dapat menguasai pasar. Dalam pasar monopolistik tidak ada produsen tunggal yang memiliki pengaruh dominan.
Keputusan harga dan strategi pemasaran satu perusahaan tidak akan memengaruhi seluruh pasar secara signifikan. Sebaliknya, setiap perusahaan berfokus pada target pasarnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Baca Juga: 5 Peran Pasar bagi Perekonomian Indonesia
Contoh Pasar Monopolistik di Indonesia
Berikut beberapa contoh pasar monopolistik yang populer ada di Indonesia.
1. Pasar Produk Perawatan Tubuh dan Kosmetik
Pasar kosmetik dan perawatan tubuh di Indonesia merupakan contoh pasar monopolistik. Ada berbagai merek seperti Wardah, Purbasari, dan Pixy yang menawarkan produk perawatan kulit dengan formula dan kemasan yang berbeda-beda.
Tiap merek berusaha menarik konsumen dengan keunggulan produk yang khas, meski fungsinya hampir serupa.
2. Pasar Makanan Cepat Saji
Industri makanan cepat saji juga termasuk dalam pasar monopolistik. Berbagai merek seperti McDonald's, KFC, dan Burger King menawarkan produk yang hampir serupa, tetapi memiliki perbedaan dalam cita rasa, layanan, serta promosi.
Hal ini menciptakan persaingan tiap merek berusaha untuk menarik konsumen melalui iklan dan inovasi produk.
ADVERTISEMENT
3. Pasar Minuman Ringan
Minuman ringan juga menjadi contoh pasar monopolistik di Indonesia. Berbagai perusahaan seperti Coca-Cola, Fanta, dan Sprite menawarkan minuman yang berbeda dalam hal rasa, warna, dan kemasan. Mereka memiliki konsumen setia yang memilih produk karena preferensi tertentu.
4. Pasar Restoran Cepat Saji Lokal
Selain merek internasional, banyak restoran cepat saji lokal seperti Richeese Factory, CFC, dan HokBen yang bersaing di pasar yang sama. Mereka menawarkan produk serupa tetapi dengan bumbu, penyajian, dan merek yang berbeda, sehingga menarik konsumen yang menyukai varian tertentu.
(NDA)